Ini Bukan Mitos, Ternyata Ada Kaitan antara Bulan Kelahiran dan Penyakit yang Diderita Seseorang

Sebuah penelitian menyingkapkan bahwa bulan kelahiran kita ternyata dapat berpengaruh kepada penyakit apa yang menimpa

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Net
13062018_bayi menangis 

TRIBUNJAMBI.COM – Sebuah penelitian menyingkapkan bahwa bulan kelahiran kita ternyata dapat berpengaruh kepada penyakit apa yang menimpa kita kelak di kemudian hari.

Para ahli percaya bahwa perubahan musiman pada sinar ultraviolet, tingkat vitamin D, dan virus - lebih umum di musim dingin - dapat mempengaruhi perkembangan janin.

Baca: Video Detik-detik Mencekam Perampokan Toko Emas di Merangin, Penjaga Toko Sampai Tiarap di Lantai

Baca: Ikut Asian Games, Atlet Jambi Riska Optimis Raih Medali Emas

Ilmuwan Spanyol memetakan hubungan antara bulan kelahiran dengan 27 penyakit kronis untuk melihat jika ada perubahan dalam hal kesehatan pada waktu lama, dan hasilnya mengejutkan.

Pria yang lahir pada bulan September, misalnya, hampir tiga kali lebih mungkin menderita masalah tiroid dibandingkan mereka yang lahir pada bulan Januari.

Bayi laki-laki yang lahir bulan Agustus memiliki risiko hampir dua kali lipat terkena asma dibandingkan dengan yang lahir di awal tahun.

Demikian pula wanita yang lahir pada bulan Juli memiliki risiko 27 persen lebih didiagnosis dengan tekanan darah tinggi dan 40 persen mengalami inkontinensia.

Universitas Alicante, Spanyol, yang melakukan penelitian terhadap hampir 30.000 orang, juga menemukan bahwa bulan-bulan lain memiliki efek menguntungkan pada kesehatan.

Baca: 2 Kg Emas Digasak Perampok Siang Bolong Ditengah Pasar Muara Delang, Merangin

Baca: 2 Kg Emas Digasak Perampok Siang Bolong Ditengah Pasar Muara Delang, Merangin

Apa lagi yang mereka temukan?

Laki-laki yang lahir bulan Juni memiliki risiko 34 persen lebih kecil menderita depresi dan 22 persen lebih kecil menderita sakit punggung bagian bawah.

Sementara wanita yang lahir di bulan Juni memiliki risiko 33 persen lebih rendah terkena migran dan 35 persen lebih sedikit mengalami masalah menopause.

Secara keseluruhan, bayi September tampaknya memiliki risiko kecil didiagnosis menderita penyakit kronis.

Bulan Juni, dan juga bulan Oktober, diketahui menjadi bulan dengan banyak kelahiran bayi, menunjukkan bahwa mereka dikandung sekitar Natal.

Baca: Satu Hari Sebelum Penutupan Pendaftaran, Baru 2 Partai yang Mendaftar

Baca: Soal Pencapresan Prabowo Pada 2019, PKS Bantah Klaim Gerindra Belum Ada Kesepakatan Apapun

Mengapa ada perbedaan antara bulan?

Para periset berspekulasi bahwa penyakit musiman bisa berada di balik perbedaan itu, dengan meningkatkan pertahanan dalam tubuh atau membahayakannya sejak dini.

Seperti diketahui, sinar matahari memicu produksi vitamin D di tubuh dan kekurangan vitamin ini pada bulan-bulan pertama kehidupan seseorang akan memiliki efek jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik.

'Vitamin sinar matahari' diketahui membantu mengatur ribuan gen selama perkembangan awal bayi dan banyak penelitian mendukung pengaruh jangka panjangnya terhadap kesehatan.

Profesor Jose Antonio Quesada, penulis utama studi tersebut, mengatakan, "Dalam penelitian ini, kami telah membuktikan hubungan yang signifikan antara bulan kelahiran dan terjadinya berbagai penyakit kronis dan masalah kesehatan jangka panjang.

Baca: Perampokan Toko Emas Hamdiko di Merangin - 2 Kg Emas Langsung Digasak

“Bulan kelahiran mungkin berperilaku sebagai indikator periode paparan awal terhadap berbagai faktor, seperti terpapar sinar ultraviolet, vitamin D, suhu, paparan musiman terhadap virus dan alergi yang dapat mempengaruhi perkembangan rahim dan neonatus pada saat bulan pertama kehidupan.

"Perbedaan pola berdasarkan jenis kelamin menemukan bahwa mungkin ada kerentanan yang berbeda pada pria dan wanita terhadap faktor pemaparan dini ini."

Temuan tersebut dipublikasikan di jurnal Medicina Clinica

SUMBER: intisari Online

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved