Cerita Pembuat 'Kaus Raglan Jokowi' yang Ikut Pameran di Amerika Serikat 'Dulu Bokek Banget'
Masih ingat kehebohan yang terjadi di acara musik We The Fest (WTF) di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, pada bulan
TRIBUNJAMBI.COM- Masih ingat kehebohan yang terjadi di acara musik We The Fest (WTF) di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, pada bulan Agustus tahun lalu?
Kala itu, Presiden Joko Widodo tiba-tiba muncul di tengah keramaian massa, meski sebelumnya tak ada agenda resmi kepresidenan.
Sontak, para penonton yang didominasi anak-anak muda ini histeris melihat Kepala Negara ada di tengah mereka.
Tak sedikit dari mereka yang terus berteriak meminta foto bersama Jokowi malam itu.
Masih ingat bukan?
Baca: Mantan NAPI Korupsi Resmi Dilarang Ikut Pileg DPR, DPRD Provinsi, Serta DPRD Kabupaten/kota 2019
Baca: Sengaja Lepaskan Ikan Arapaima di Sungai Brantas, Pemilik Terancam 10 Tahun Penjara
Baca: Ini Cerita Mengharukan Dibalik Polisi Gendong Tas Ransel Anak Bergambar Boneka Saat Apel
Atau, masihkan kita ingat perhatian publik yang tertuju ke Bogor ketika motor chopper yang dibeli Jokowi diantarkan ke Istana Bogor?
Kepala Negara menerima motor berwarna kuning keemasan itu di halaman Istana, dengan juga memakai kaus yang sama seperti saat dia datang ke ajang WTF 2017.
Presiden Joko Widodo berfoto dengan motor chopper yang dibelinya, di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/1/2018).

Ya, sebuah kaus raglan abu-abu dengan lengan biru dongker, di dada tertera tulisan We The Fest, dan di sepanjang sisi lengan terdapat tiga ikon dekoratif berwarna putih.
"Waktu abis acara WTF itu, kaus itu langsung sold out, habis terjual mas, gila itu. Akun IG kami pun likes-nya sampe berapa ribu gitu, heboh lah," kata Agatha Carolina, Marketing Director Monstore.
Monstore adalah perusahaan fesyen yang digawangi tiga anak muda kreatif, yang memproduksi banyak karya, salah satunya kaus raglan yang dipakai Jokowi tadi.
"Kami itu temen sejak SMA. Aku, Niko dan Mike itu kawan SMA," ungkap Olin -demikian dia biasa disapa, dalam perbincangan dengan Kompas.com.
Kini, Niko Yudha memegang jabatan sebagai Managing Director, dan Michael Krisyanto sebagai Art Director.
Olin menceritakan, awalnya ide membuat usaha fesyen itu muncul dari kemahiran Mike menggambar di atas kaus.
"Jadi dulu tuh dia bokek banget mas, ha ha ha..."
"Jadi aku suka kasih kaus polos, terus Mike gambarin, hasilnya bagus-bagus, kita bayar Rp 30 ribu gitu, buat di makan, ha ha ha..." cetus Olin sambil terus tertawa mengingat kejadian 10 tahun silam.
Dari sana, kemudian muncul ide untuk membuat desain karya Mike dalam produksi kaus yang lebih banyak.
"Kenapa enggak, kita bikin gambarnya di kertas, lalu kita cetak print di banyak kaus dan jual?" sebut perempuan yang kini juga bekerja sebagai arsitek itu.
"Lalu kita bertiga patungan untuk bikin usaha itu, Rp 4 juta modalnya waktu itu. Jadi masing-masing sejutaan lah modalnya," kata Olin.
Dari ide sederhana dan modal kecil di masa SMA itu, kini Monstore sudah berkembang menjadi salah satu kreator fesyen anak muda yang diakui di Tanah Air.
Buktinya, Monstore terpilih mewakili Indonesia bersama empat peserta lain di ajang pameran internasional Agenda Show 2018 di Long Beach, California, Amerika Serikat.
Monstore kini amat dikenal dengan kekhasan-nya dengan art clothing line, -dengan semangat memasukkan seni dalam kehidupan sehari-hari.
Olin menyebut, sebelumnya Monstore pernah masuk ke pasar Eropa dan Jepang, namun belum pernah ke AS.
"Jadi, sekarang kita seperti punya gol baru, achievement baru, mewakili Indonesia, dipilih oleh Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif)ke Amerika," ungkap Olin.