Tata Cara Shalat Idul Fitri Lengkap Bacaan Doa dan Artinya, Untuk Jamaah Maupun Sendiri

Sejak disyariatkan pada tahun kedua hijriah, Rasulullah tidak meninggalkannya hingga beliau wafat begitu pula para sehabat

Editor: bandot
Shalat 

TRIBUNJAMBI.COM - Tak terasa sebentar lagi Ramadhan akan segera berlalu.

Umat Islam bakal menyonsong Hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H.

Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat pada Kamis, 14 Juni 2018.

Sidang isbat bakal menentukan penetapan tanggal 1 Syawal 1439 H.

Sebelumnya Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri yakni pada Jumat 15 Juni 2018.

Pemerintah melalui Kementerian Agama dan organisasi keagamaan lainnya bakal melangsungkan sidang Isbat terlebih dahulu sebelum penetapan 1 Syawal.

Nah satu diantara ibadah di hari raya Idul Fitri 2018 ini yakni Salat Id.

Dilansir Tribunjambi.com dari nu.or.id, hukum shalat id sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).

Baca: Bagaimana Pelaksanaan Salat Jumat yang Bertepatan dengan Idul Fitri? Rasulullah Lakukan Ini

Sejak disyariatkan pada tahun kedua hijriah, Rasulullah tidak meninggalkannya hingga beliau wafat, kemudian ritual serupa dilanjutkan para sahabat beliau.

Hal demikian untuk memberi kesempatan mereka yang belum berzakat fitrah.

Shalat id dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya.

Ucapan Idul Fitri
Ucapan Idul Fitri ()

Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah ketimbang tidak sama sekali.

Ketika hari raya Idul Fitri atau Idul Adha tiba, seluruh umat Islam yang tidak ada uzur dianjurkan untuk keluar rumah, tak terkecuali perempuan haid.

Perempuan yang sedang menstruasi memang tak dilarang untuk shalat tapi ia dianjurkan turut mengambil keberkahan momen tersebut dan merayakan kebaikan bersama kaum muslimin lainnya.

Berikut tata cara shalat id secara tertib.

Penjelasan ini bisa dijumpai antara lain di kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus; atau al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î (juz I) karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji.

Secara global syarat dan rukun shalat id tidak berbeda dari shalat lima waktu, termasuk soal hal-hal yang membatalkan.

Baca: 65 Tahun Lalu, Soekarno juga Shalat Id di Sukabumi

Tapi, ada beberapa aktivitas teknis yang agak berbeda dari shalat pada umumnya. Aktivitas teknis tersebut berstatus sunnah.

Waktu Salat Id

Waktu shalat Idul Fitri dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur.

Berbeda dari shalat Idul Adha yang dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian shalat id, shalat Idul Fitri disunnahkan memperlambatnya.

Hal demikian untuk memberi kesempatan mereka yang belum berzakat fitrah.

Dua Rakaat Salat Lalu Khutbah

Shalat id dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya.

Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah ketimbang tidak sama sekali.

Baca: Siaran Langsung Kompas TV Sidang Isbat Idul Fitri 2018, Catat Waktunya

Berikut tata cara shalat id secara tertib. Penjelasan ini bisa dijumpai antara lain di kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus; atau al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î (juz I) karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji.

Ilustrasi salat
Ilustrasi salat ()

1. Niat Salat Id

Shalat id didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushallî rak‘ataini sunnata li ‘îdil fithri” kalau dilaksanakan sendirian. Ditambah “imâman” kalau menjadi imam, dan “makmûman” kalau menjadi makmum.

أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Hukum pelafalan niat ini sunnah. Yang wajib adalah ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan shalat sunnah Idul Fitri.

Sebelumnya shalat dimulai tanpa adzan dan iqamah (karena tidak disunnahkan), melainkan cukup dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi‘ah".

2. Takbir Tujuh Kali

Takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa.

Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama.

Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

Baca: Pengurus Masjid Agung Al Falah Telah Lakukan Persiapan, Ini Petugas yang Ditunjuk

3. Dianjurkan membaca Surat Al Ghasyiyah

Setelah melaksanakan membaca surat Alfatihah, dianjurkan membaca Surat al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

4. Takbir Lima Kali

Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya.

Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

Sekali lagi, hukum takbir tambahan ini sunnah sehingga apabila terjadi kelupaan mengerjakannya, disampai menggugurkan keabsahan shalat id.

5. Dengar Khutbah Idul Fitri

Setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga rampung. Kecuali bila shalat id ditunaikan tidak secara berjamaah.Hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengungkapkan:

السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس

“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)

Pada khutbah pertama khatib disunnahkan memulainya dengan takbir hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali. Wallâhu a’lam.

Selain itu saat Idul Fitri juga disunahkan melakukan 10 hal ini

1. Takbiran

2. Mandi sebelum berangkat shalat Id

3. Memakai pakaian terbaik untuk shalat Id

4. Memakai minyak wangi

5. Makan sebelum berangkat shalat Id

6. Berangkat shalat Idul Fitri seawal mungkin

7. Menempuh jalan yang berbeda ketika pergi dan pulang shalat Id

8. Jalan kaki menuju tempat shalat Idul Fitri

9. Mengajak serta wanita dan anak-anak

10. Mengucapkan selamat hari raya

Nah Itulah Tata cara melaksanakan Salat Idul Fitri, mudah-mudahan bermanfaat!

Selamat Hari raya Idul Fitri 1439 H. Taqabbalallahu minna waminkum, Minal Aidin Wal Faizin

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved