Menguak Wasiat Soeharto Soal Pancasila yang Dulu Begitu Trend di Zaman Orde Baru
Hari ini, 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Perkembangan Pancasila, tak terlepas dari kepemimpinan Soeharto
Idiologi nasional yang di dukung dan berakar dari jiwa bangsa merupakan modal berharga dan kekuatan terbesar dalam menghadapi ancaman bahaya ––Presiden Soeharto, Pidato Kenegaraan, 16 Agustus 1971
***
Kita memandang Pancasila sebagai wawasan yang menyeluruh dan dinamis. Karena itu pula, kita memandang pembangunan nasional sebagai konsep yang sama, menyeluruh dan dinamis —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”
***
Jangan sekali-kali mempertentangkan agama dengan Pancasila, karena kedua-duanya memang tidak bertentangan —Presiden Soeharto, Pidato Kenegaraan, 16 Agustus 1983
***
Kita harus memasyarakatkan Pancasila dan mem-Pancasilakan masyarakat. —Pidato Kenegaraan, 16 Agustus 1976
***
Koreksi total dan pembaharuan yang dilakukan oleh Orde Baru tidak lain daripada untuk meluruskan kembali penyimpangan-penyimpangan dan mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan Pancasila dan UUD’45 —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989: 410
***
Sebagai idiologi nasional, Pancasila bukan sekedar cita-cita politik, melainkan merupakan landasan moral (bangsa) —Presiden Soeharto, Sarasehan Kebangsaan, 09-05-1994
***
Tanpa dasar falsafah Pancasila, kita pasti tidak memiliki keteguhan pendirian dan tekad dalam menghadapi usaha-usaha intervensi dari luar ––Presiden Soeharto, Peringatan Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1968
***
Pancasila bukan milik seseorang, bukan milik golongan, bukan sekedar penemuan satu orang, melainkan benar-benar mempunyai akar di dalam sejarah dan batinnya seluruh rakyat Indonesia —Presiden Soeharto, Peringatan Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1968