Doa dan Amalan Nuzulul Quran Tanggal 17 Ramadhan, Bacalah Untuk Pahala Dilipatgandakan
Bagi umat Islam tanggal 17 Ramadan merupakan tanggal penting yang juga diperingati sebagai malam Nuzulul Quran.
TRIBUNJAMBI.COM - Bulan Suci Ramadan telah memasuki hari ke-16, Jumat (1/6/2018).
Petang nanti atau Malam Sabtu menurut penanggalan Hijriah merupakan tanggal 17 Ramadan.
Bagi umat Islam tanggal 17 Ramadan merupakan tanggal penting yang juga diperingati sebagai malam Nuzulul Quran.
Nuzulul Quran merupakan momen dalam Islam ketika diturunkannya kitab suci alquran.
Dilansir Tribunjambi.com dari Tribun Sumsel, Alquran diturunkan utuh dari Lauhul Mahfuzh di langit ketujuh menuju Baitul Izzah di langit dunia.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. البقرة 185
“Bulan Ramadan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (Qs. Al Baqarah: 185)
Umat Islam pada malam Nuzulul Quran baiknya banyak membaca Alquran dan memanjatkan doa.
Adapun doa yang bisa dilafalkan pada saat malam Nuzulul Quran diantaranya ini.
Berikut bacaan doa malam Nuzulul Quran:

Bacaan doa Nuzulul Quran di atas bisa diamalkan pada saat sedang memperingati atau menjalani atau melewati Nuzulul Quran.
Doa di atas mempunyai maksud untuk memohon dan meminta ampunan kepada Allah SWT atas semua kesalahan (dosa) diri kita sendiri maupun kedua orang tua kita.

Lalu bacaan doa malam Nuzulul Quran di atas bisa diamalkan pula karena sudah pernah diriwayatkan oleh Aisyah RA.
Ia pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang bacaan doa apa yang harus dibaca saat bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, lalu Nabi Muhammad SAW menyuruh untuk membaca bacaan doa seperti di atas.
Sejarah Turunnya Alquran 17 Ramadan
Dilansir Tribunjambi.com dari NU Online, ada tiga teori yang menjelaskan tentang Nuzulul Quran.
Teori pertama, pada malam lailatul qadar, alquran dalam jumlah dan bentuk yang utuh dan komplit diturunkan ke langit dunia.
Baca: Nuzulul Quran - 17 Keistimewaan Membaca AlQuran, Hadirkan Malaikat Hingga Obat Hati
Setelah itu, dari langit dunia, Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap sesuai kebutuhan selama 20, 23 hingga 25 tahun.
Teori kedua, alquran diturunkan ke langit dunia selama 20 malam Lailatul Qadar dalam 20 tahun (lailatul qadar hanya turun sekali dalam setahun).
Setelah itu dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan.
Teori ketiga, alquran turun pertama kali pada malam lailatul qadar.
Selanjutnya, alquran diturunkan ke bumi secara bertahap dalam waktu berbeda-beda.
Teori pertama paling masyhur (populer) dan didukung banyak ulama.
Teori ini diperkuat oleh banyak hadis sahih.
Teori kedua dipelopori oleh al-Muqatil dan Abu Abdillah al-Halimi dalam kitab Minhaj.
Juga al-Mawardi dalam tafsirnya.
Teori ketiga dikemukakan oleh al-Sya’bi, dan kawan-kawan.
Semua teori sepakat alquran “diturunkan” (munazzal) pada malam lailatul qadar.
Baca: Inilah Keistimewaan 17 Ramadan, Mulai dari Nuzulul Quran Hingga Kemenangan di Badar
Hanya saja, para ulama berbeda pendapat, apakah ia diturunkan sekali dalam lailatul qadar atau lebih.
Masing-masing ulama juga berbeda pendapat soal apa makna “al-inzal” dan bagaimana proses “al-inzal” berlangsung.
Pendapat yang pertama mengatakan, “al-inzal” adalah “al-idzhar”, yaitu ”melahirkan”, “menjelaskan”, menghadirkan” atau “memperlihatkan”.
Jadi, posisinya tidak harus dari ketinggian (langit) menuju tempat rendah (bumi) seperti terkandung pada kata “nazala”.
Pendapat kedua, Allah SWT memberikan pemahaman kepada Malaikat Jibril yang ketika itu berada di langit.
Kemudian Jibril turun ke bumi menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Karena itu, pilihan katanya adalah “nazala.”
Lantas, bagaimana proses komunikasi antara Jibril dan Nabi Muhammad SAW berlangsung?
Para ulama memberikan dua kemungkinan: Jibril beralih rupa menjadi manusia, atau sebaliknya.
Pertanyaan selanjutnya, “Alquran” seperti apakah yang diturunkan kepada Jibril dan dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW? Ada tiga teori.
Pertama, alquran diturunkan kepada Jibril lafdzan wa ma’nan (kata dan maknanya secara sekaligus).
Penjelasannya begini, Jibril menghapal alquran yang tertulis dalam lauhul mahfudz, kemudian dibacakan ulang kepada Nabi Muhammad SAW.
Menurut teori ini, ukuran setiap huruf di lauhul mahfudz sebesar Gunung Qaf.
Di bawah huruf-huruf itu ada maknanya masing-masing yang hanya diketahui Allah SWT.
Kedua, Jibril membacakan alquran kepada Nabi Muhammad SAW menggunakan makna khusus.
Selanjutnya Nabi Muhammad SAW menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab.
Ketiga, Jibril hanya menyampaikan “makna” alquran.
Selanjutnya, agar alquran dipahami audiensnya, Nabi Muhammad SAW “membungkusnya” dengan bahasa Arab.
Pahala Dilipatgandakan
Keutamaan Malam Nuzulul Quran di bulan Ramadan jika dijalani dengan ibadah maka pahala akan dilipatgandakan.
Ketua Komisi Fatwa MUI KH Munawir mengatakan, dilipatgandakannya pahala di malam Nuzulul Quran tidak lain karena malam tersebut adalah malam yang istimewa.
"Nuzulul Quran sendiri turun di hari ke 17 di bulan Ramadan, kalau dihitung masih dua hari lagi, sekarang masih malam ke 15 belum memasuki malam 17," ungkapnya, Kamis (31/5/2018), dikutip dari TribunLampung.
"Peringatan malam Nuzulul Quran bisa kita isi dengan memperbanyak tadarus alquran atau kita mengadakan pengajian," lanjutnya.
Munawir menganjurkan, pada malam Nuzulul Quran untuk diisi dengan serangkaian ibadah.
"Yang penting malam itu kita lakukan dengan serangkaian ibadah, kalau yang sendiri kita meningkatkan ibadah kita, kalau secara umum masyarakat kita bikin event pengajian," pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/membaca-alquran_20180419_231517.jpg)