Kisah Kiai Khoiron Dakwah di Lokalisasi, Bikin Kapok Preman Hingga Dakwahnya Diterima Para PSK

Seiring berjalannya waktu, Kiai Khoiron sampai dikenal dengan ‘Kiainya Para WTS dan mucikari”.

Editor: bandot
Ilustrasi dakwah di lokalisasi 

Di Kecamatan Sawahan, ada lokalisasi Dolly dan Jarak.

Kecamatan Benowo ada lokalisasi Moro Seneng dan Klakah Rejo.

Tempat-tempat itu menjadi surga bagi pemuja seks.

Para pekerja seks di sana bebas menjajakan diri.

Seperti lokalisasi Dupak Bangunsari.

Tempat itu sudah ada sejak tahun 1970-an.

Lokalisasi itu merupakan pindahan dari Bangunrejo yang sudah ada sejak zaman Jepang, sekitar tahun 1943.

Di sana, hampir 85 persen rumah dijadikan tempat mesum. PSK-nya ada 3000-an.

Maraknya prostitusi di Dupak Bangunsari menjadi keprihatinan seorang kiai bernama Muhammad Khoiron Syu’aib.

Sosok Kiai Khoiron ini lantas menjadi buah bibir masyarakat Kota Surabaya karena ia berdakwah di tempat-tempat lokalisasi.

Kiai Khoiron Dakwah Keliling Lokalisasi

Kiai Khoiron adalah anak dari pasangan Syu’aib bin Kia Asim dan Hj. Muntayyah binti Kiai Mu’assan.

Kiai Khoiron bukanlah warga asli Dupak.

Ia adalah seorang pendatang.

Baca: Mencurigakan! Gubuk di Tengah Kebun Sawit Ini Dipakai Latihan Fisik Kelompok Terduga Teroris

Baca: Gerebek Dua Terduga Teroris Polisi Temukan 28 Buku Tentang Jihad, Tuntunan Menuju Jalan Kebenaran

Kedua orangtuanya dulu tinggal di jalan Maspati Gang IV Surabaya, Jawa Timur.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved