Inilah Sosok Tajir Peter Sondakh, Miliuner Asal Manado yang Bantah Bantu Rencana 'Kabur' Najib Razak
Kabar adanya keterlibatan Peter Sondakh terhadap rencana tersebut langsung dibantah oleh pihak Rajawali Corporate.
TRIBUNJAMBI.COM - Nama Peter Sondakh masuk ke menjadi trending topik google, Minggu (13/5/2018).
Satu diantara penyebabnya yakni beredarnya isu yang menyebut bahwa CEO sekaligus Chairman Rajawali Corpora, Peter Sondakh menjadi orang yang hendak membantu kepergian mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan sang istri, Rosmah Mansor.
Dalam pemberitaan yang beredar, Najib Razak telah mengalami kekalahan dalam Pemilu Malaysia, ia dikalahkan oleh mantan Mentornya sendiri, Mahathir Mohamad yang juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Kemudian pada Jumat malam, beredar kabar bahwa Najib dan sang istri hendak bertolak ke Jakarta dengan menumpang pesawat jet pribadi.
Pesawat tersebut disebut merupakan milik dari pebisnis Indonesia.
Najib dan sang istri dijadwalkan terbang dari Bandara Subang menuju Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 10 waktu setempat.
Baca: Nia Ramadhani dan Ardie Bakrie Bagikan Iphone X di Pesta Ulang Tahun Anaknya
Baca: Misteri Hilangnya Agatha Christie, Penulis Novel Detektif Selama 11 Hari
Namun pada akhirnya keduanya resmi dicekal oleh pihak Imigrasi Malaysia.
Sehingga pasangan suami istri itu pun batal menyambangi Indonesia.

Kabar adanya keterlibatan Peter Sondakh terhadap rencana tersebut langsung dibantah oleh pihak Rajawali Corporate.
Beredarnya isu yang menyebut bahwa CEO sekaligus Chairman Rajawali Corpora, Peter Sondakh menjadi orang yang hendak membantu kepergian mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan sang istri, Rosmah Mansor, dibantah perusahaan tersebut.
Managing Director Rajawali Corpora, Satrio mengklarifikasi beredarnya isu yang menyebutkan nama bosnya itu.
"Tidak benar bahwa CEO & Chairman Rajawali Corpora Peter Sondakh ada hubungan dalam bentuk apapun dengan rencana perjalanan mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak berkunjung ke Indonesia," ujar Satrio dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/5/2018).
Baca: Beredar Kabar Najib Razak Tinggalkan Malaysia Dibantu Pengusaha Indonesia, Pinjamkan Jet Pribadi?
Baca: Peter Sondakh Bantah Pesawatnya Bakal Dipakai Najib Razak ke Indonesia
Sejumlah media asing memang sempat menyebut bahwa pria yang baru saja kalah dalam Pemilihan Umum Malaysia itu hendak pergi ke Indonesia bersama sang istri dengan menaiki pesawat jet pribadi yang disebut merupakan milik pebisnis asal Indonesia.
Satrio menegaskan saat ini Peter tengah tidak berada di kawasan Asia lantaran sedang menjalani masa cutinya.
Ia pun menekankan, bosnya itu juga tidak melakukan komunikasi dengan siapapun yang berada di negeri jiran tersebut.
"Saat ini Pak Peter Sondakh sendiri sedang cuti dan berada di luar kawasan Asia, dan tidak melakukan komunikasi dengab pihak-pihak manapun di Malaysia," tegas Satrio.
Terkait penyewaan pesawat Premiair, ia juga mengaku tidak mengetahui mengenai rencana yang dilakukan oleh Najib Razak.

Menurutnya, baik Peter maupun Grup Rajawali sama sekali tidak mengetahui hal tersebut.
"Pak Peter Sondakh maupun Grup Rajawali tidak mengetahui rencana penyewaan pesawat Premiair oleh pihak manapun, Pak Peter sendiri adalah konsumen lama dan loyal Premiair yang mempercayakan pesawat miliknya di bawah manajemen operasional Premiair," jelas Satrio.
Ia menambahkan, pesawat milik Peter tidak dijadwalkan terbang pada hari ini atau dalam waktu dekat.
Hal itu karena pesawat tersebut sedang dalam kondisi tidak layak terbang serta dalam proses perawatan tahunan.
Satrio kemudian menyatakan jika masih ada penjelasan yang dibutuhkan terkait pernyataan mengenai bantahan tersebut, ia menyarankan agar pertanyaan diajukan kepada Manajemen Premiair.
"Informasi yang terkait dengan maskapai Premiair, dapat ditanyakan secara langsung dan lebih lanjut kepada Manajemen Premiair," kata Satrio.
Lebih lanjut Satrio menyampaikan perusahaannya tentunya sangat menghargai proses demokrasi yang terjadi dalam pemilu Malaysia beberapa hari lalu, siapapun sosok yang terpilih.
"Grup Rajawali dan Pak Peter Sondakh menghargai proses demokrasi di Malaysia dan berharap yang terbaik untuk rakyat dan negara Malaysia," tandas Satrio.
Usia 20 Tahun Warisi Bisnis Ayah
Lalu siapa sebenarnya Peter Sondakh?
Dikutip dari wikipedia, Pria kelahiran tahun 1953 ini merupakan seorang pengusaha asal Manado, Sulawesi Utara.
Ayahnya memulai bisnisnya sejak 1954, memproduksi minyak kelapa serta mengekspor kayu.
Tahun 1954, ayahnya merupakan inspirasi bisnisnya, meninggal dan akhirnya mewariskan bisnis kecilnya.
Peter Sondakh, yang baru 20 tahun harus mengambil alih bisnis mencari nafkah untuk keluarga. Dia harus membiayai ibu serta empat orang
Peter yang berumur 22 tahun, mengambil alih bisnis minyak kelapa dan ekspor kayu, mendirikan PT. Rajawali Corporation dan memulai bisnis properti sebagai perluasan usaha yang ditekuni ayahnya.
Peter mencoba memasuki korporasi besar, berkat keahlian komunikasinya ia dekat dengan orde baru.
Menyadari bisnis properti tidak menguntungkan, tahun 1984, menjalin kerja sama dengan PT. Rajawali Corporation miliknya.
Saat ini, Peter Sondakh juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.
Rajawali Corpora
Bentoel Group
Rajawali Corporation
Berdasarkan catatan PDBI periode 1976-1996 tadi, ada 13 perusahaan yang diakuisisi dan 6 perusahaan didivestasi.
Di sisi lain, grup usaha ini memiliki andil (penyertaan saham) di 13 perusahaan.
Adapun total anak usaha dan perusahaan terafiliasi yang dimiliki Peter mencapai 49 perusahaan.
Sebagai holding company di lingkungan Rajawali Corporation.
Krismon sempat menenggelamkan nama Peter Sondakh dan Grup Rajawali-nya.
Namun, lewat serangkaian aksi jual-beli perusahaan dan fokus pada tiga bidang (properti, pertambangan dan perkebunan) perusahaannya tetap eksis.
Tak seperti pebisnis lokal lain yang lebih suka membangun bisnis dari awal, Peter dikenal sebagai sosok pebisnis yang rajin jual-beli perusahaan.
Karenanya, ada orang yang lebih suka menyebutnya sebagai investor ketimbang pebisnis.
Sejarah Rajawali Corporation
Melalui Rajawali Corporation, ia membangun kemitraan mengembangakan Hyatt Hotel dan Novotel Sheraton menjadi jaringan hotel bintang lima.
Pada tahun 2009, perusahaan mengakuisisi jaringan hotel berbintang lima lain di luar Indonesia.
Ini peluang besar dengan Surfers Paradise Resort Hotel Pty. lmtd dari Australia.
Perusahaan tersebut merupakan jaring hotel di Australia yang baru-baru ini membangun St. Regis Resort di Bali.
Setelah kehilangan banyak uang dari transaksi properti, Sondakh menyadari bahwa sudah waktunya untuk memulai cara yang lebih diandalkan dari pendapatan.
Dia memperluas bisnis ayahnya dan pada tahun 1984, perusahaan Rajawali Corporation adalah mitra bisnis pertamanya. Bersama-sama, mereka membangun Grand Hyatt di Jakarta.