Tak Seseram Tempatnya, Ternyata Inilah Arti Sebenarnya Dari Nama Nusakambangan, Nggak Nyangka!

Mendengar nama Pulau Nusakambangan Bagi orang umum, sudah cukup membuat bulu kuduk merinding.

Editor: bandot
Nusakambangan 

TRIBUNJAMBI.COM - Mendengar nama Pulau Nusakambangan Bagi orang umum, sudah cukup membuat bulu kuduk merinding.

Pasalnya tempat ini merupakan pulau terpencil yang dihuni oleh para penjahat kelas kakap.

Selain penghuninya, tempatnya yang masih alami merupakan penjara peninggalan zaman Belanda.

Lapas di Pulau Nusakambangan dikenal dengan pengamanan sangat ketat dan angker

Beberapa cerita mistis banyak terdnegar dari pulau terluar yang masuk wilayah Kabupaten Cilacap ini.

Dikutip dari Wikipedia, Nusakambangan adalah sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berkeamanan tinggi di Indonesia.

Baca: Cerita Mistis dan Tempat-tempat Angker di Nusakambangan Ini Bikin Merinding, Ada Sosok Tanpa Kepala

Baca: Petugas Pemandi Jenazah Terpidana Mati di Nusakambangan Pernah Alami Hal Mistis, Ini Pengakuannya

Baca: Ternyata 5 Narapidana ini Pernah Berhasil Kabur dari Penjara Nusakambangan yang Terkenal Angker

Meskipun secara geografis berdekatan dengan wilayah Kabupaten Cilacap, pulau ini tidak masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap, tetapi dimiliki oleh Kementerian Hukum dan HAM dan tercatat dalam daftar pulau terluar Indonesia.

Meski dinamakan penjara Nusakambangan namun faktanya tak ada satupun penjara di sana dinamakan Nusakambangan.

Seorang petugas Lapas Nusakambangan siap siaga menjaga lembaga permasyarakatan tersebut, 7 Februari 2014.
Seorang petugas Lapas Nusakambangan siap siaga menjaga lembaga permasyarakatan tersebut, 7 Februari 2014. (Tribun Jateng/Adi Prianggoro)

Penelusuran Tribunjambi.com semula terdapat sembilan Lapas di Nusakambangan (untuk narapidana dan tahanan politik), namun yang masih beroperasi hanya tinggal empat, yaitu Lapas Batu (dibangun 1925), Lapas Besi (dibangun 1929), Lapas Kembang Kuning (tahun 1950), dan Lapas Permisan (tertua, dibangun 1908).

Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Limus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger, telah ditutup.

Pulau ini merupakan wilayah selatan yang menghadap langsung ke Samudra Hindia dengan pantai berkarang dan berombak besar.

Wilayah utara menghadap Kota Cilacap dan dikelilingi kampung-kampung nelayan sepanjang hutan bakau, antara lain Kampung Laut dan Jojog.

Dihuni Napi dan Pegawai Lapas

Penghuni pulau hanya para narapidana dan pegawai Lapas beserta keluarganya, di bawah pengawasan Kementerian Kehakiman dan Pemerintah Kabupaten Cilacap.

Suasana Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah malam hari, Jumat (29/7/2016). Pasca eksekusi mati gelombang 3, Dermaga tersebut sepi.
Suasana Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah malam hari, Jumat (29/7/2016).

Keluar-masuk pulau ini harus memiliki izin khusus dengan prosedur tertentu. Anak-anak para pegawai bersekolah di SD yang tersedia di dalam pulau.

Baca: 4 Fakta Mengerikan LP Nusakambangan, Coba Melarikan Diri Beginilah Kengerian yang Akan Dialami Napi

Baca: Tak Hanya Penjara, Nusakambangan Ternyata Juga Simpan Destinasi Wisata Eksotis, Cekidot!

Baca: 5 Fakta Mengerikan Lapas Nusakambangan yang Bakal Buat Napi Teroris Mako Brimob Ampun-ampun

Untuk meneruskan ke tingkat lanjutan (SMP, SMA, atau perguruan tinggi), mereka harus bersekolah di Cilacap atau kota lainnya di Pulau Jawa.

Pelabuhan feri utama yang ada di Nusakambangan adalah Pelabuhan Sodong, khusus untuk kepentingan transportasi keluarga dan pegawai serta narapidana.

Untuk mencapai pulau ini orang harus menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhan Sodong menyebrang ke Cilacap, Jawa Tengah selama kurang-lebih lima menit dan bersandar di Pelabuhan feri Wijayapura di Cilacap.

Feri penyebrangan khusus ini juga di diawaki oleh petugas pemasyarakatan (pegawai Lapas), khusus untuk kepentingan transportasi pemindahan narapidana dan juga melayani kebutuhan tranportasi pegawai Lapas beserta keluarganya.

Cagar Alam

Pulau Nusakambangan berstatus sebagai cagar alam.

Di sini merupakan habitat bagi pohon-pohon langka.

Secara tradisional, konon penerus dinasti Kesultanan Mataram sering melakukan ritual di pulau ini dan menjadikannya sebagai "hutan ritual".

Di bagian barat pulau, di sebuah gua yang terletak di areal hutan bakau, ada semacam prasasti peninggalan zaman VOC.

Di ujung timur, di atas bukit karang, berdiri mercu suar Cimiring dan benteng kecil peninggalan Portugis.

Berbagai macam tumbuhan khas ritual budaya Jawa ditanam di sini.

Nusakambangan tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan wijayakusuma yang sejati.

Dari sinilah nama pulau ini berasal: Nusakambangan, yang berarti "pulau bunga-bungaan".

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved