Arya Permana, Bocah Tergemuk di Dunia, Jadi Berita Internasional Hingga Penyebab Obesitasnya
Ya Arya Permana menjadi bocah terberat sedunia dengan berat badan 190 kg atau setara 6 anak seusianya pada saat berusia 10 tahun.
Kurang dari dua tahun kemudian dan setelah dokter dari Rumah Sakit Omni di Jakarta mengeluarkan sebagian besar perutnya, Arya akhirnya bisa kembali ke sekolah.

Arya harus kehilangan sebagian berat badannya untuk memungkinkan dia bisa berjalan.
"Saya kehilangan nafsu makan, sekarang bahkan enam sendok [makanan] sudah membuat saya kenyang," kata Arya kepada ABC.
“Mereka mencegah saya mengonsumsi makanan dan minuman manis, terutama minuman ringan.
'Saya bisa bermain sepak bola, tenis, bulu tangkis, dan yang paling penting, saya bisa pergi ke sekolah setiap hari'.
Dokter awalnya menyebut kondisi Arya 'salah satu kasus obesitas terberat di dunia'.
Arya adalah seorang siswa yang antusias dan cerdas sampai dia tumbuh besar sehingga berjalan menjadi tidak mungkin.
Baca: Presiden AS Roma Geram Dengan Putusan Wasit Seharusnya Pemain Liverpool Dapat Kartu Merah
Dia dipaksa putus sekolah karena kondisi berat badannya yang tak memungkinkan dia bergerak jauh.
"Akulah yang paling disalahkan. Aku menyesalinya karena itu kesalahanku.
Saya tidak mengontrol berapa banyak saya memberinya makan. Saya terus memberi makan Arya karena saya mencintai anak saya," ujar Ibu Arya, Rokayah Soemantri (35).
"Tidak ada cara yang mungkin bagi kami untuk membawanya ke sekolah sehingga dia harus belajar di rumah selama satu tahun penuh," kata ayahnya, Ade.
“Dia tidak bisa bermain atau melakukan hal lain seperti anak-anak lain. Dia hanya akan menonton TV atau bermain di ponsel. Itu sangat menyakitkan bagi kami, orang tua."
Sebelum menjalani operasi, ia menjalani diet harian lima kali sehari, ayam goreng, nasi, mi, dan es krim cokelat.
Ayah Arya seorang berusia 45 tahun yang bekerja sebagai penjaga keamanan.