Intip Nasib Lewat Pawukon, Horoskop Jawa yang Katanya Lebih Akurat dari Zodiak dan Shio

Dibandingkan dengan zodiak Barat dan Cap Ji Shio dari China, horoskop versi Jawa ini memang tidak begitu dikenal.

Editor: Suci Rahayu PK
Intisari
Pawukon 

Lintasan sejarah hidup proklamator ini secara jelas telah memberikan jawabannya. Penggambaran keadaan fisik, karakter, serta sifat-sifat orang dalam setiap wuku disajikan lewat personifikasi simbol seperti dewa, manuk (burung), gedung, panji-panji, pohon, atau kayu.

Sementara naas atau pengapesan seseorang selalu disertakan dalam perlambang sambekala.

Baca: Penampilan Pedangdut dan Artis Sinetron Della Puspita Kini Beda Banget Dengan Dulu

Namun tidak seperti icon sederhana yang menandai masing-masing zodiak Barat atau shio Cina, ketigapuluh wuku dalam Pawukon digambarkan secara filosofis dengan ilustrasi menarik, artistik, dan mendetail sesuai ulasan yang terdapat di setiap wuku-nya.

Darmodipuro yakin, tingkat akurasi Pawukon dalam membaca watak dan mengungkap nasib bisa mencapai 70%.

“Sebagian besar klien yang datang ke sini mengaku apa yang tersurat dalam wuku-nya banyak yang cocok," ujar Darmodipuro.

Ada juga satu dua orang mengatakan uraian dalam wuku-nya itu tidak sesuai. Meskipun begitu, menurut Darmodipuro, reaksi penolakan spontan itu terkesan lebih sebagai perwujudan mekanisme self-defence yang ada dalam diri setiap manusia, ketika sifat-sifat buruknya terungkap.

Masih berkaitan dengan Pawukon, Darmodipuro mengatakan bahwa dalam setiap bulan hampir selalu ada yang disebut hari buruk yang dialami oleh wuku-wuku tertentu dalam perjalanan satu tahun.

Hari-hari buruk itu disebut dengan istilah taliwangke dan samparwangke (wangke artinya bangkai).

Menurut kepercayaan Jawa, pada hari itu mereka yang kebetulan wuku-nya terkena taliwangke atau samparwangke, sebaiknya tidak melakukan hal-hal yang berisiko, seperti perjalanan jauh atau membuat keputusan penting yang menyangkut kehidupannya.

Believe it or not, pada tanggal-tanggal yang menurut perhirungan Darmodipuro merupakan hari buruk itu selalu ada peristiwa yang tidak terduga. Termasuk beberapa petaka yang menimpa bumi ini, seperti musibah Terowongan Mina tahun 1990 yang menewaskan 1.426 orang, jatuh pada hari taliwangke.

Juga meledaknya pesawat Challenger, 28 lanuari 1986, dan terbakarnya Keraton Surakarta, 31 Januari 1985. Contoh kiwari yang masih hangat adalah, pada 16 Maret 1997 Pak Harto mengambil sumpah Kabinet Reformasi Pembangunan.

Tanggal itu jatuh pada hari taliwangke. Maka yang terjadi kemudian, jalannya pemerintahan amburadul, yang pada akhirnya tumbang dilibas arus reformasi.

Nyaris hilang, padahal universal

Diakui atau tidak, pengetahuan tentang Pawukon serta primbon Jawa ini sebetulnya nyaris terkubur oleh derasnya tren ke-Barat-Barat-an di kalangan masyarakat Jawa.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved