Pilu - Jika Gadis Kecil Lain Hirup Udara, Bocah di Suriah Cium Amis Darah

Masa, seorang gadis tujuh tahun menceritakan tersiksanya meringkuk dalam ruang bawah tanah di tengah serangan yang dilakukan oleh

Editor: Suci Rahayu PK
Masa, gadis kecil Suriah 

TRIBUNJAMBI.COM - Masa, seorang gadis tujuh tahun menceritakan tersiksanya meringkuk dalam ruang bawah tanah di tengah serangan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah.

Ada sebuah video yang menunjukkan Masa menangis bersama anak-anak lainnya yang tengah dirawat oleh petugas medis.

Rekaman itu tersebar setelah kekejaman yang terjadi di Douma pada 7 April lalu.

Dikutip dari Dailymail pada Senin, 16 April 2018, Masa berbicara tentang pengalaman mengerikan saat dijatuhi gas beracun oleh rezim Presiden Bashar al-Assad.

Baca: Secara Ilmiah, Ternyata 4 Hal Ini Penyebab Anjing dan Kucing Tak Pernah Akur

"Kami berada dalam ruang bawah tanah di Douma . Tiba-tiba mereka menjatuhkan drum

Itu tidak meledak, tapi membuat suara seperti 'feesshh'," ungkap Masa.

Masa diberitahu untuk keluar dari ruang itu, tapi ketika mencapai lantai terakhir, dia pingsan.

Pamannya langsung menggendongnya, membawa ke atas.

"Tiga dokter datang, yang satu menggendongku dan yang lainnya menggendong adikku, lalu berlari," lanjut Masa.

Masa mengatakan mereka dibawa ke pos medis lalu disemprot air dan diberi suntikan.

Saat mereka tidur, pesawat-pesawat menembaki hingga tubuh mereka tertutup debu.

"Saat kami kembali ke ruang bawah tanah, mereka menjatuhkan martir. Daripada menghirup udara, kami menghirup bau darah," jelas Masa.

Baca: Waspada 5 Wilayah di Jambi Ini, Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat

Dalam serangan itu, setidaknya ada 75 korban tewas dan ribuan orang mengungsi ke kamp-kamp di Suriah bagian utara.

Masa dan saudara kembarnya bersembunyi di ruang bawah tanah bersama keluarga dan puluhan tetangganya tepat saat serangan dimulai.

Ibu Masa, Amani (34) mengatakan gas yang keluar dari drum itu pedas. Rasanya panas di tenggorokan seperti makan cabai.

"Tidak ada yang bisa bernapas. Orang-orang mulai berjatuhan di sekitarku," ungkap Amani.

Baca: Tak Gunakan Nomor Identitas Sah Saat Registrasi Kartu, Siap-siap Hangus Ya!

Menurut pengakuan Amani, tak hanya terasa pedas di tenggorokan, gas itu juga mengganggu sistem syaraf yang membuat tubuhnya kehilangan kekuatan seketika.

Amani juga mengatakan tiga orang tewas di ruang bawah tanah tempat keluarganya berlindung.

Mereka yang tewas di ruang itu karena terlambat menyelamatkan diri setelah bom gas dijatuhkan.

Ibrahim Reyhani, seorang sukarelawan pertahanan sipil White Helmet meyakini bom gas itu hasil campuran dari sarin dan klorin.

"Jika hanya klorin, mereka bisa dengan mudah melarikan diri," tandas Ibrahim.

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved