Kenalan Dengan Si Cantik Ghea Cahya Yulitha, Duta Bahasa Provinsi Jambi 2017

Misalnya microfon yang dalam bahasa Indonesia adalah pelantang, food court atau pujasera, flashdish atau diska lepas, laptop atau komputer jinjing

Penulis: Nurlailis | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Nurlailis
Ghea Cahya Yulitha 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa. Ada banyak bahasa daerah di Indonesia dan bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang jelas dalam Sumpah Pemuda.

Lalu bagaimana kedudukan bahasa daerah dan bahasa asing?

Bahasa daerah dapat menjadi identitas dan sarana perhubungan didalam keluarga dan masyarakat daerah. Sedangkan bahasa asing menjadi sarana perhubungan antar bangsa juga alat untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern bagi kepentingan pembangunan nasional.

Duta Bahasa Provinsi Jambi, Ghea, membagikan pengalamannya dalam menerapkan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing. Ia mengatakan tugas dari duta bahasa adalah menyosialisasikan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

“Sekarang masyarakat kebanyakan lebih senang menggunakan bahasa gaul dan bahasa asing padahal kita memiliki Bahasa Indonesia,” ungkapnya.

Dia menuturkan penggunaan bahasa derah juga penting digunakan. Seperti slogan duta bahasa yaitu utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing.

“Kita yang tinggal di daerah, maka kita yang juga harus menggunakannya. Ada banyak bahasa daerah di Jambi terlebih tiap kabupaten pun ada bahasanya sendiri,” ujarnya.

Baca: Coret Juwita dari Anggota Keluarga Bahar, Kini Prilly Latuconsina Diminta Jadi Anak Pengganti

Baca: Silaturahmi Santai General Manager Hotel Aston dan Pimpinan Tribun Jambi

Baca: Kapolri Jenderal Tito Karnavian Direncanakan Akan Berkunjung Ke Jambi, Catat Tanggalnya

Dalam penggunaan sehari-hari bahasa Indonesia harus diutamakan, meski kita tidak bisa memungkiri zaman berkembang sehingga dengan menguasai bahasa asing dapat mengimbagi perkembangan zaman. Sedangkan kita juga tidak harus lupa bahasa daerah sebagai alat komunikasi keseharian.

“Sering juga dalam keseharian ngobrol sama temen suka membenarkan penggunaan Bahasa Indonesia karena tanpa sadar mereka menggunakan bahasa asing. Pun aku suka menggunakan bahasa Indonesia yang jarang digunakan dan mereka bertanya maksudnya apa,” tuturnya.

Dulu ia juga lebih suka menggunakan bahasa Inggris dalam mengupdate status. Menurutnya lebih enak mengekspresikan perasaan dengan bahasa inggris. Setelah ia belajar Bahasa Indonesia lebih jauh ia selalu mengusahakan tiap update status sosial media menggunakan Bahasa Indonesia. Bahkan dalam berkirim pesan jika konteksnya formal maka akan menggunakan Bahasa Indonesia.

Menjadi Duta Bahasa Provinsi Jambi, ia juga sempat mewakili ajang Duta Bahasa Tingkat Nasional, meski tidak menyabet gelar juara.

“Dapet sesuatu itu pasti karena banyak sekali pelajaran yang didapatkan dari berbagai orang di Indonesia. Di sana kita benar-benar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar bukan bahasa gaul,” tuturnya.

Bahasa Indonesia yang Terlupakan

Ghea mengungkapkan sebenarnya dalam keseharian tanpa sadar masyarakat sering menggunakan bahasa serapan yang sebenarnya ada dalam bahasa Indonesia. Misalnya microfon yang dalam bahasa Indonesia adalah pelantang, food court atau pujasera, flashdish atau diska lepas, laptop atau komputer jinjing, dan sebagainya.

“Saya pun menerapkan juga hal itu. Saya suka menulis, ketika menulis cerita saya cenderung menggunakan bahasa Indonesianya. Jadi lebih sering membuka KBBI untuk mengetahui bahasa Indonesianya,” ungkapnya.

Baca: Polda Jambi Ringkus Pelaku Pedofilia, Tersangka Mencabuli 4 Orang Warga Jambi

Dalam hal menulis ia mendapat inspirasi dari banyak hal. Biasanya kehidupan sehari-hari, sering mendengar cerita dari teman-teman kemudian menyalurkan ke cerpen. Penulis favoritnya adalah Tere Liye dan Dee Lestari.

“Kadang dapet inspirasi saat nonton drama Korea. Dalam drama Korea itu mereka hebat banget dalam membuat karakter dan menghadapi permasalahan. Sehingga sebagai yang menonton jadi mendapat pelajaran dalam menghadapi orang itu tidak bisa sama karena karakternya berbeda,” tutupnya. (nurlailis)

Biodata

Nama: Ghea Cahya Yulitha

TTL: 8 Juli 1996

Pendidikan: Mahasiswi Teknik Geologi Universitas Jambi

Hobi: membaca, menulis, menari

Motto hidup: miliki mimpi dan lakukan yang terbaik

Prestasi:

Juara 1 Duta Bahasa Provinsi Jambi 2017

10 Besar Indonesia Youngpreneur summit

Juara 2 lomba menulis cerpen Xpresi Jambi Ekspress

Sosmed: instagram @gheaacy, Steller @gheaacy

Baca: Ngamar Bareng Perempuan dan Minum Obat Kuat, Lelaki ini Mendadak Tak Bernyawa

Baca: Kementerian Agama Buka 290 Beasiswa Santri, Ini Syarat dan Link Pendaftaran Via Online

Baca: Inilah 55 Orang Lolos Seleksi Administrasi Perekrutan Tenaga Kontrak PDAM Tirta Mayang Kota Jambi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved