Mediasi Buntu, PMII Yasinan di Depan Pintu Kantor DPRD Sarolangun

PMII cabang Sarolangun yasinan di depan pintu kantor dewan kabupaten Sarolangun, Kamis (15/3)

Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/teguh suprayitno
Mediasi dengan anggota dewan Sarolangun menemui jalan buntu, mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Sarolangun yasinan di depan pintu kantor dewan kabupaten Sarolangun, Kamis (15/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Teguh Suprayitno

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Mediasi dengan anggota dewan Sarolangun menemui jalan buntu, mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Sarolangun yasinan di depan pintu kantor dewan kabupaten Sarolangun, Kamis (15/3).

Dalam aksinya, belasan mahasiswa di Sarolangun ini turut membawa keranda, yang menjadi simbol matinya hati nurani DPRD Kabupaten Sarolangun. 'Innalillahi wainnailaihirojiun, RIP Demokrasi' kata yang tertulis pada keranda.

Belasan mahasiswa di Sarolangun ini menuntut agar dewan Sarolangun ikut menolak hasil revisi UU MD3 yang saat sedang diajukan gugatan judicial review.

"Ampunilah dosa-dosa kami ya Allah, ampuni dosa-dosa dewan di Sarolangun ya Allah, beri kesejahteraan bagi masyarakat Sarolangun ya Allah," doa anggota PMII.

Ketua umum PMII cabang Sarolangun, Hengki Tornado mengatakan yasinan dilakukan agar anggota dewan di Sarolangun melek demokrasi.

"Kami hari ini menganggap DPRD Sarolangun sudsh tidak ada, sudah mati, terutama dalam memperjuangkan hak hak demokrasi masyarakat," katanya.

Ia juga mengaku kecewa karena yang dijanjikan ketua Dewan Sarolangun sewaktu aksi sebelumnya tak bisa ditepati, bahkan dewan Sarolangun yang ditemui belasan anggota PMII cabang Sarolangun hari ini menyatakan abstain. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved