Ketika Stephen Hawking Melayang Lepas Dari Kursi Roda, Pendapatnya Soal Alien dan Surga Mengejutkan

Stephen Hawking itu penyandang cacat pertama yang diangkut pesawat yang sudah menerbangkan lebih dari 2.000 orang ini.

Editor: bandot
Stephen Hawking 

TRIBUNJAMBI.COM - Suatu ketika fisikawan angkasa Stephen Hawking gembira setelah terpuaskan impiannya.

Ia berhasil melayang tanpa bobot dalam sebuah pesawat jet khusus yang dirancang bebas gravitasi.

la pun bebas dari kursi roda yang selama puluhan tahun menjadi wahananya sehari-hari.

Waktu itu ia berharap, hal itu menjadi langkah awal ke petualangan angkasa berikutnya.

"Luar biasa!" katanya setelah penerbangan pada 26 April 2007 itu.

Bagaimanapun, Hawking masih terhubung dengan mesin yang memantau denyut jantung dan tekanan darahnya.

la juga lengkap didampingi para dokter dan perawat, serta belasan penumpang lain dalam jet yang pertama-tama melesat hingga ketinggian 7.315 m di atas Samudra Atlantik.

Baca: Ilmuwan Stephen Hawking Meninggal, Ini 4 Fakta tentang Dia, Benarkah Dia Reinkarnasi Galileo?

Jet kemudian membubung lagi ke 10.000 m lalu menukik ke 7.000 m hingga memungkinkan Hawking dan penumpang lain merasakan pengalaman tanpa bobot selama 25 detik.

Pesawat ini membuat delapan tukikan melengkung, dua di antaranya memungkinkan Hawking membuat dua lentingan.

Stephen Hawking
Stephen Hawking (ist)

"Bak pesenam peraih medali emas," ujar Peter Diamandis, kepala Zero Gravity Corp, perusahaan pemilik jet khusus itu.

Stephen Hawking, yang mengerjakan karya luar biasa tentang Lubang Hitam dan Asal Mula Semesta menderita penyakit lemah otot yang disebut penyakit lou gehrig.

Profesor yang baru saja meninggal di usia 76 tahun itu penyandang cacat pertama yang diangkut pesawat yang sudah menerbangkan lebih dari 2.000 orang ini.

"Seperti yang dapat Anda bayangkan, saya benar-benar menikmati," katanya sebelum terbang.

Baca: Pernah Divonis Hidup Tinggal 2 Tahun Lagi, Ilmuwan Stephen Hawking Meninggal di Usia 76 Tahun

"Saya sudah di kursi roda hampir 40 tahun. Kesempatan melayang bebas di gravitasi nol akan benar-benar luar biasa."

Penumpang lain mencakup mereka yang memenangi lelang senilai 150 ribu dolar AS untuk mendapatkan kesempatan ini.

Hasil lelang selanjutnya disumbangkan untuk keperluan amal.

Normalnya, tiap penumpang mesti membayar 3.750 dolar AS, meskipun ketentuan ini tak berlaku bagi Hawking.

Sang Profesor berharap, pengalaman ini bisa menjadi persiapan baginya untuk mengorbit dalam pesawat ruang angkasa kelak.

Stephen Hawking
Stephen Hawking (TRIBUNJAMBI/RIAN BACKEND)

Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS, FRSA lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942.

Ia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge.

Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.

Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut.

Meskipun mengalami tetraplegia (kelumpuhan) karena sklerosis lateral amiotrofik, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun.

Baca: Cerita Mengerikan - Suku Pedalaman Santap Anak Harimau, Sang Induk Gantian Terkam Manusia

Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.

Stephen Hawking memiliki dua saudara kandung, yaitu Philippa dan Mary, dan saudara adopsi, Edward.

Hawking menikah dengan Jane Wilde, seorang murid bahasa, pada tahun 1965.

Jane Hawking mengurusnya hingga perceraian mereka pada tahun 1991.

Mereka bercerai karena tekanan ketenaran dan meningkatnya kecacatan Hawking.

Mereka telah dikaruniai tiga anak: Robert (lahir 1967), Lucy (lahir 1969), dan Timothy (lahir 1979).

Hawking lalu menikahi perawatnya, Elaine Mason (sebelumnya menikah dengan David Mason, perancang komputer bicara Hawking), pada tahun 1995. Pada Oktober 2006, Hawking meminta bercerai dari istri keduanya.

Ketika ditanyakan mengenai IQnya pada tahun 2004, Hawking menjawab, "Saya tidak tahu. Orang yang membanggakan IQnya adalah seorang pecundang."

Stephen Hawking
Stephen Hawking (ap/bbc.co.uk)

Pada tahun 2006, Hawking mengajukan pertanyaan terbuka di Internet: "Di dunia yang mengalami kekacauan politik, sosial, dan lingkungan, bagaimana cara umat manusia bertahan hidup sampai 100 tahun berikutnya?" Ia kemudian mengklarifikasi:

"Saya tidak tahu jawabannya. Itu sebabnya saya bertanya supaya masyarakat memikirkan hal ini dan sadar akan bahaya yang kita hadapi saat ini."

Hawking khawatir bahwa kehidupan di Bumi terancam oleh perang nuklir mendadak, virus yang mengalami rekayasa genetik, pemanasan global, dan ancaman lain yang belum kita ketahui.

Bencana berskala planet tidak akan memunahkan manusia apabila manusia sudah mendirikan koloni di beberapa planet lain terlebih dahulu.

Hawking memandang bahwa penerbangan antariksa dan kolonisasi antariksa penting bagi masa depan manusia.

Hawking menyatakan bahwa karena alam semesta sangat luas, alien mungkin ada, tetapi manusia sebaiknya menghindari kontak dengan alien.

Ia memperingatkan bahwa alien mungkin menguras sumber daya di Bumi. Pada tahun 2010, ia mengatakan, "apabila alien berkunjung ke sini, dampaknya kurang lebih seperti ketika Columbus mendarat di benua Amerika yang malah merugikan penduduk pribuminya."

Hawking mengingatkan bahwa kecerdasan buatan supercerdas sangat berperan penting dalam menentukan nasib umat manusia. Ia menyatakan, "peluang manfaatnya sangat besar... Penciptaan kecerdasan buatan akan menjadi peristiwa terpenting dalam sejarah manusia dan mungkin peristiwa terakhir, kecuali kita belajar menghindari risikonya."

Dalam Google's Zeitgeist Conference tahun 2011, Hawking mengatakan bahwa "filsafat sudah mati". Ia percaya bahwa para filsuf "belum sanggup mengejar perkembangan sains modern" dan para ilmuwan "menjadi sosok terdepan dalam estafet pencarian pengetahuan manusia".

Ia mengatakan bahwa masalah filsafat dapat dijawab oleh sains, terutama teori-teori ilmiah baru yang "memberikan kita gambaran semesta yang baru dan berbeda serta tempat kita di dalam semesta".

"Hukum-hukum [sains] ini bisa jadi ditetapkan oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak campur tangan untuk melanggarnya," kata Hawking.

Dalam wawancara di The Guardian, Hawking memandang konsep surga sebagai mitos. Ia yakin bahwa "surga atau akhirat itu tidak ada" dan hal-hal seperti itu "hanyalah dongeng bagi orang-orang yang takut kegelapan".

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved