Banjir dan Longsor di Sarolangun, Pemkab Merugi Rp 41 Miliar
Bencana banjir dan longsor menyebabkan Kabupaten Sarolangun merugi Rp 41 miliar.
Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Bencana banjir dan longsor menyebabkan Kabupaten Sarolangun merugi Rp 41 miliar.
Pada medio 2016-2017, bencana banjir dan longsor banyak menghancurkan infrastruktur jalan, jembatan, dan bangunan lainnya.
Kepala Pelaksana BPBD Sarolangun Mulyadi mengatakan Kecamatan Batang Asai dan Limun diwaspadai rentan terjadi longsor.
Sementara di Kecamatan Air Hitam, Mandiangin, Pauh rawan terendam air saat musim hujan.
Saat ini pihak BPBD Sarolangun masih dalam status siaga sampai dengan April mendatang.
Meski dipetakan berpotensi longsor, dua desa di Kecamatan Limun juga terancam banjir tahunan.
"Kalau longsor di Limun ada lima desa, termasuk di kawasan Bukit Bulan. Dan daerah Batang Asai, potensi banjir dan longsor umumnya semua (desa) berpotensi," katanya, Senin (12/3).
Sementara untuk wilayah Kecamatan Mandiangin merupakan banjir kiriman, yang terdampak warga yang bermukim di sepanjang bantaran sungai.
"Kalau di Air Hitam tergantung potensi hujan. Potensi hujan di Air Hitam-kan daerah hulu, umumnya daerah Bukit Suban, Jernih, Lubuk Jering dan Dusun Baru," tambah Mulyadi.
Kepala Pelaksana ini juga mengatakan pihaknya siap untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir.
Perahu karet, kendaraan roda dua telah disiapkan.
"Kalau dalam keadaan serempak kita berkoordinasi dengan pihak OPD terkait, TNI, Polri yang punya armada untuk antisipasi keadaan," katanya.
Ia meminta warga di sekitar bantaran sungai untuk waspada pada intensitas hujan yang tinggi beberapa hari belakang, sebab akan rawan longsor dan banjir.
"Kita juga sudah imbau pada masyarakat melalui Camat agar waspada pada potensi banjir dan longsor," katanya.(*)