Perbedaan The Family Muslim Cyber Army dan Saracen, Bisnis Hoaks Serupa tapi Tak Sama
Pelaku menetapkan tarif sekitar Rp 72 juta dalam proposal yang ditawarkan ke sejumlah pihak....
Baca: Mayat Fitri Dicor Semen di Bak Mandi oleh Didik Ponco, Sebelumnya Keduanya Sempat Bercinta Dulu
Irwan menyebut MCA memiliki banyak kelompok sejenis dengan nama berbeda, namun tetap menggunakan embel-embel MCA.
"Mereka kan punya cyber troops, bahkan punya akademi tempur MCA, punya tim 'sniper'. Nanti lah dijelaskan," kata Irwan.
Saat ini, para tersangka masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Diketahui, kelompok MCA menyebarkan isu-isu provokatif di media sosial dengan unsur ujaran kebencian dan diskriminasi SARA.
Konten-konten yang disebarkan pelaku meliputi isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia, penculikan ulama, dan mencemarkan nama baik presiden, pemerintah, hingga tokoh-tokoh tertentu. Termasuk menyebarkan isu bohong soal penganiayaan pemuka agama dan pengrusakan tempat ibadah yang ramai belakangan.
Tak hanya itu, pelaku juga menyebarkan konten berisi virus pada orang atau kelompok lawan yang berakibat dapat merusak perangkat elektronik bagi penerima.
Anggota MCA tak hanya berada di dalam negeri, tapi ada juga warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri. Polisi memastikan akan memburu para pelaku, baik di Indonesia maupun luar negeri. ( Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Berita ini telah tayang di kompas.com dengan judul The Family Muslim Cyber Army dan Saracen, Bisnis Hoaks Serupa tapi Tak Sama
Baca: Kahiyang Ikut Jokowi Nonton Dilan 1990, Saat di Zoom Tas di Pundak Itu Bikin Netizen Mewek
Baca: Ngeri, Penyebar Isu Provokatif di Medsos Tertangkap, Tergabung Grup WhatsApp The Family MCA