Nasib Janda di Negara Ini Mengenaskan, Ditelantarkan Hingga Dianggap Sebagai Nasib Buruk
Selama beberapa abad, ‘kota janda’ misterius ini menarik perhatian ribuan wanita yang dibuang keluarganya dan dianggap
Sulabh International ditugaskan oleh Mahkamah Agung untuk membantu perempuan-perempuan tersebut -- setelah ditemukan mayat janda yang dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke sungai – sejak 2012.
Lembaga tersebut memberikan tunjangan bulanan sebesar 2000 rupee (sekitar Rp420 ribu) kepada 700 janda. Juga mengajarkan beberapa keterampilan.
Meskipun begitu, bantuan itu hanya mencakup sebagian kecil janda yang tinggal di Vrindavan.
Kebanyakan perempuan terpaksa tinggal di rumah penampungan, berbagi kamar, atau tidur di atas terpal di pinggir jalan, karena sulit mencari akomodasi yang mau menerima mereka.
Vindravan dan sekitarnya merupakan kota spiritual dengan berbagai kuil untuk memuja Dewa Khrisna.
Karena para janda ini tidak diterima oleh masyarakat luas, mereka biasanya berkumpul di pusat keagamaan – di mana mereka bisa melepas sedikit beban hidup dan menjalin persahabatan dengan janda-janda lain.
Baca: Sepanjang 2017, 22 Nyawa Menghilang Akibat Truk Batu Bara
Baca: Pria ini Pingsan Setelah Mengunyah Kepala Ular yang Telah Menggigitnya, Ada-ada Saja Ya?
Para janda – biasanya wanita berusia lanjut – berdoa bersama dan menyanyi berulang-ulang selama beberapa jam dengan imbalan makanan dan alas tidur.
Mereka sering terlihat masuk dan keluar kuil sambil mengenakan pakaian putih. Terkadang mengemis makanan dan uang untuk menyewa tempat tinggal.
Vasantha Patri, psikolog di Delhi, yang pernah menulis keadaan menyedihkan janda-janda Vridavan ini, mendeskripsikan mereka sebagai “fisik yang hidup namun secara sosial telah mati”.
Upaya pemerintah
Keadaan buruk para janda di tengah masyarakat India ini sudah menjadi perhatian pemerintah. Namun, perjalanannya masih panjang.
Pada 2012, Mahkamah Agung memerintahkan komite khusus untuk mengidentifikasi para janda di Vrindavan – baik yang memiliki tempat berlindung maupun yang berkeliaran di jalanan.

Mahkamah Agung juga meminta kelengkapan data para janda tersebut.