Kisah Seorang Bocah yang Menggetarkan Hati dan Dicari Oleh Stefano Lilipaly

Bocah dengan keterbatasan fisik, I Putu Ari Krisna Saputra, menarik perhatian gelandang Bali United Stefano Lilipaly

Editor: Andreas Eko Prasetyo
I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali, Kamis (15/2/2018). 

TRIBUNJAMBI.COM - Bocah dengan keterbatasan fisik, I Putu Ari Krisna Saputra, menarik perhatian gelandang Bali United Stefano Lilipaly, sampai-sampai Lilipaly ingin menemuinya.

Baca: Doyan Makanan Pedas? Peneliti Sebut Makan Makanan Pedas Tiap Hari Kurangi Resiko Kematian

Sebab, saat main bola dengan teman-temannya, si bocah suka menggunakan jersey (kaos seragam) Bali United dengan nama punggung Lilipaly.

Yang membuat terharu, Krisna Saputra (juga biasa disapa Yoko) ternyata cukup terampil memainkan bola, kendati fisiknya memiliki keterbatasan dan harus jalan atau lari pakai tongkat.

Baca: Waduh, Gegara Pakai Benda ini di Tubuhnya Artis Cantik ini Dituding Warganet LGBT

Foto-foto Yoko bermain bola dengan keterbatasan fisiknya itu kemudian viral di media sosial (medsos), dan sampai ke Lilipaly serta Bali United.

Baca: Keren! 6 Musisi Indonesia yang Sudah Pernah Berkolaborasi dengan Musisi Luar Negeri, Siapa Mereka?

Baca: VIDEO: Masnah Busyroh Lantik Eselon III & IV di Lingkup Pemerintah Kabupaten Muarojambi

Yoko sendiri mengaku ingin mendukung tim kesayangannya Bali United dalam final Piala Presiden 2018 di Stadiun Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, pada 17 Februari nanti.

Dalam laga final yang direncanakan disaksikan oleh Presiden Joko Widodo itu, Bali United akan berhadapan dengan tim tuan rumah Persija Jakarta.

Kemarin Lilipaly berhasil mengetahui keberadaan Yoko, kendati belum bisa menemuinya.

Bahkan bocah itu mendapat perhatian pula dari manajemen Bali United.

Baca: VIDEO: Masnah Busyroh Lantik Eselon III & IV di Lingkup Pemerintah Kabupaten Muarojambi

Baca: Beda Gaya Roro Fitria dan Jennifer Dunn Saat Ditunjukkan ke Wartawan Karena Kasus Narkoba

I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali Kamis (15/2/2018).
I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali Kamis (15/2/2018). (Tribun Bali / Muhammad Fredery Mercury)

Yoko, anak pertama dari pasangan I Wayan Arsana dan Ni Ketut Sukarni, begitu menyukai sepak bola, dan bercita-cita menjadi pemain bola suatu saat nanti.

Ditemui kemarin di kediamannya Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Yoko terlihat asyik bermain sepak bola bersama adik kandungnya Kadek Satria Narayana (7).

Baca: FOTO: Perayaan Imlek, Gereja St Theresia Adakan Misa Syukur

Seolah-olah sedang adu penalti, Yoko berperan sebagai eksekutor, dan Kadek Satria sebagai penjaga gawang.

Dibantu dengan tongkat penyangga serta sedikit ancang-ancang, tendangan keras yang dilepaskan Yoko bisa menghasilkan gol.

Sontak bocah berkulit putih ini kegirangan dan melakukan selebrasi layaknya pemain sepak bola profesional yang berlaga di stadion.

Bocah berusia 11 tahun yang bersekolah di SDN 2 Batur, Kintamani ini, begitu mengidolakan Bali United, serta salah-satu pemainnya yakni Stefano Lilipaly.

Baca: Sudah Pernah Dengar dan Lihat Nama Serta Gelar Lengkap Roro Fitria, Gila Panjang Banget Gaes!

Alasan ngefans Lilipaly, karena pemain naturlaisasi ini memiliki tendangan yang keras.

Hanya saja, Yoko belum pernah menonton secara langsung pertandingan Bali United, klub kebanggaannya.

I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali Kamis (15/2/2018).
I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali Kamis (15/2/2018). (Tribun Bali / Muhammad Fredery Mercury)

“Iya pengen nonton langsung pertandingan Bali United,” ucap Yoko dengan malu-malu saat ditemui Tribun Bali kemarin.

Saking mengidolakan Stefano, Yoko bahkan mengatakan jika dirinya tidak pernah ketinggalan menonton pertandingan Bali United di siaran televisi.

Baca: Keren! 6 Musisi Indonesia yang Sudah Pernah Berkolaborasi dengan Musisi Luar Negeri, Siapa Mereka?

Yoko sempat berucap, andaikan memiliki kesempatan bertemu dengan pemain idolanya itu, dia akan mengajak untuk bermain bola bersama, serta menunjukkan pada Stefano tendangan pamungkasnya, yang diberinya nama `tendangan halilintar`.

Dipercaya Reinkarnasi Leluhur

Ayah Yoko, I Wayan Arsana mengungkapkan, anak pertamanya itu memang sangat menyukai sepak bola sejak berusia 3 tahun.

Menurut Wayan Arsana, tendangan Yoko bisa lebih keras bilamana tidak menggunkan tongkat.

Diakui Wayan Arsana, putra pertamanya tersebut memang memiliki sifat pemalu.

Bahkan saat tamat dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Yoko sempat minder dan enggan untuk bersekolah.

Baca: Perayaan Imlek 2569, 3 Shio ini Diprediksi Akan Raih Hoki Paling Banyak di Tahun Anjing Tanah Ini!

Minat untuk bersekolah Yoko, imbuh Wayan Arsana, baru tumbuh saat menginjak usia 9 tahun.

Itupun dirinya harus selalu menunggui Yoko sekolah selama 7 bulan, dengan duduk bersebelahan di satu meja.

“Inilah alasan mengapa saat ini Yoko masih duduk di Bangku kelas III SD. Dulu sifat pemalunya bahkan lebih parah. Jika bertemu orang baru, pasti dia selalu sembunyi, tapi sekarang sudah berkurang hal itu,” ucapnya.

I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali Kamis (15/2/2018).
I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali Kamis (15/2/2018). (Tribun Bali / Muhammad Fredery Mercury)

Meski sekolahnya terlambat selama dua tahun, Yoko terbilang sangat aktif dan tidak ingin absen sehari pun ke sekolah.

Prestasi akademik Yoko juga terbilang sangat baik.

Pada semester I Kelas 3 ini, Yoko menduduki peringkat 6 di kelasnya.

Baca: Komen di Akun Instagram Anaknya Azriel, Krisdayanti Malah Kena Nyinyirin Warganet

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika, Yoko selalu mendapatkan nilai tinggi.

Keterbatasan fisik yang dimiliki Yoko tak menghambat dirinya untuk menggemari beberapa olahraga.

Sebut saja catur, lari, hingga sepak bola.

Bahkan Yoko juga piawai berenang.

Baca: Albothyl Ditarik dari Peredaran, Ini yang Disarankan BPOM Untuk Pengganti Obat Sariawan

Meski demikian, Wayan Arsana memaklumi jika Yoko tidak diperkenankan untuk mengikuti pelajaran olahraga di sekolah.

“Maklum, mungkin saja gurunya khawatir dengan kondisi Yoko. Makanya, olahraga yang diperbolehkan untuknya hanya senam,” ucap Wayan Arsana.

Sembari melihat kedua anaknya bermain sepak bola, Wayan Arsana mengungkapkan bahwa saat Yoko di dalam kandungan, dirinya tidak merasakan firasat apapun.

Pihak keluarga bahkan menganggap bahwa Yoko merupakan anak kembar.

Saat Yoko lahir, Wayan Arsana mendapati bahwa anak pertamanya mengalami kekurangan fisik.

Baca: Perayaan Imlek, Barongsai dan Alunan Musik Kecapi akan Ramaikan Jamtos

“Saya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena menurut saya, Yoko adalah titipan dari Tuhan. Begitu juga saya dinasehati oleh orang pintar (balian) bahwa Yoko merupakan reinkarnasi dari leluhur sebelumnya.

Sebab, dipercaya ke depan Yoko akan menjadi orang yang luar biasa, sehingga wajib dijaga sepenuh hati dan tidak diperbolekan berada jauh darinya,” ujarnya.

Nasihat tersebut menjadi pedoman Wayan Arsana dan sang istri dalam merawat serta membesarkan Yoko.

I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali, Kamis (15/2/2018).
I Putu Ari Krisna Saputra yang biasa dipanggil Yoko sedang menunjukkan kemampuannya menendang bola saat bermain dengan adiknya di sekitar kediaman mereka di Banjar Dinas Petung, Batur Tengah, Kintamani, Bangli, Bali, Kamis (15/2/2018). (Tribun Bali / Muhammad Fredery Mercury)

Sebab itulah, pihak keluarga tidak memperkenankan Yoko untuk disekolahkan ke YPAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat), dan lebih memilih untuk mengirimkannya ke sekolah umum.

Selain itu, alasan bahwa Yoko merupakan reinkarnasi dari leluhur juga menjadi dasar pihak keluarga selalu menolak bantuan berupa kaki palsu.

Baca: Roro Fitria Bisa Tertawa Saat Kedua Pria ini Datang Menjenguknya

Diakui Wayan Arsana, banyak pihak yang ingin membantu memberikan kaki palsu pada Yoko.

Namun pemasangan kaki palsu itu, menurut dia, mewajibkan untuk amputasi. Sementara dalam kepercayaan dirinya, jika melakukan amputasi, maka dapat menyebabkan kematian.

Pria berusia 38 tahun ini juga mengatakan bahwa pada saat lahir, ukuran plasenta (ari-ari) Yoko dua kali lebih besar dari kebanyakan ari-ari bayi pada umumnya.

Baca: GALERI FOTO: Ini Yang Paling Laris Jelang Perayaan Imlek di Mal-mal Kota Jambi

Pada umumnya di Bali plasenta dikubur dengan dimasukkan pada batok kelapa, sementara ari-ari Yoko dimasukkan ke dalam periuk.

Begitupun saat bayi, Yoko juga memiliki penjaga yang berwujud kadal berekor dua sepanjang 15 sentimeter.

“Sayapun heran, hewan itu biasanya datang saat odalan, serta saat upacara adat. Biasanya ditemui di bawah bantal yang ditiduri oleh Yoko. Begitu pun saat saya pindah ke daerah Buahan, Terunyan, hewan tersebut juga tetap mengikuti,” ujarnya.

Arsana semakin yakni jika Yoko memiliki penjaga adalah saat seseorang berlaku kasar pada Yoko, maka balasan atas perbuatan tersebut segera dirasakan oleh si pelaku.

Arsana yang bekerja sebagai tukang pijat keliling ini mengakui, sebagai orang tua tentu sempat juga merasa jengkel saat anaknya membandel.

Baca: Video - Jurus Ampuh Melepaskan Diri Ajaran Polisi Ini, Bikin Tak Berhenti Tertawa

Sempat dirinya tanpa sengaja menjewer telinga Yoko.

Namun tidak berselang lama, ia juga merasakan hal yang sama dengan yang dilakukannya pada anaknya tersebut.

“Sejak saat itu, saya sadar jika tidak boleh berlaku kasar kepada anak. Bukan hanya pada Yoko, namun juga pada Kadek,” tandasnya.(mer/rik)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved