Dikira Halal Ternyata Tidak, Berikut Cara Mengenali 'Istilah' Tidak Halal Pada Kemasan Makanan
Produk makanan yang halal merupakan hal yang sangat penting di Indonesia terlebih sebagian besar penduduk di Indonesia beragama Islam
TRIBUNJAMBI.COM - Produk makanan yang halal merupakan hal yang sangat penting di Indonesia terlebih sebagian besar penduduk di Indonesia beragama Islam.
Meski demikian tak jarang beberapa umat Muslim tak mengetahui nama makanan yang ternyata mengandung daging atau unsur daging babi.
Seperti dikutip dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) melalui situs halalmui.org mengunggah sebuah artikel tentang istilah-istilah makanan yang mengandung daging atau unsur babi.
Baca: Akun Facebook Di-Hack Atau Diambil Orang Lain? Begini Cara Mengatasinya
Berawal dari merebaknya foto seorang umat muslim, seorang wanita berkerudung sedang makan bertuliskan siomay cu nyuk.
Foto tersebut menjadi viral dan menyebar demikian cepat di jejaring sosial dan internet.
Baca: Tabung Gas Melon Keluaran 2007 Ditarik, Hiswana Migas Tetap Prioritaskan Keselamatan Konsumen
Peristiwa itu menjadi bahan perbincangan lantaran cu nyuk artinya daging babi, atau makanan yang mengandung daging babi.
Banyak analisis terkait hal ini kemungkinan pembeli teledor dan tidak menyanyakan pada penjual dan si penjual juga dinilai berlaku tidak jujur lantaran tidak memberikan informasi yang sejelas-jelasnya terkait makanan yang mereka jual.
Baca: Awali Tahun dengan Bersih dan Rapi, Ace Hardware Berikan Tawaran Menarik Aneka Alat Kebesihan
Menanggapi hal ini, Ir Muti Arintawati, Wakil Direktur Bidang Auditing dan Sistem Jaminan Halal MUI mengatakan adanya perdagangan bebas seiring memasuki Masyarakat Ekonomi Asean akan banyak barang impor.
Seperti dikutip dari halalmui.org ia menilai konsumen Indonesia harus lebih jeli serta kritis terhadap produk yang akan dimakan.
Baca: Merasa Gatal dan Sakit Pada Telinga, Pria ini Terkejut saat Dokter Septrotkan Air ke Dalamnya
Menurutnya banyak istilah yang belum dipahami, maka ia menyarankan agar konsumen bertanya sebelum membeli sesuatu yang ternyata kandungan-kandungan dalam makanan tersebut belum diketahui.
“Ini untuk menghindari kejadian seperti ibu-ibu yang membeli siomay cu nyuk, beberapa waktu lalu,” tukasnya pada halalmui.org.