Dunia Hewan
Ada Spesies Paling Mematikan di Pulau Ini, Daging Manusia Bisa Meleleh Karena Racunnya
Brasil, negara yang satu ini sangat terkenal karena sepakbolanya. Hampir sebagian besar pesepakbola papan atas dunia lahir
TRIBUNNEWS.COM - Brasil, negara yang satu ini sangat terkenal karena sepakbolanya.
Hampir sebagian besar pesepakbola papan atas dunia lahir dari negara Amerika Latin ini.
Namun ternyata ada loh, satu hal lagi yang terkenal dari negara ini.
Dilansir dari dailymail.co.uk, di Brasil terdapat sebuah pulau terlarang.
Baca: Mantan Ketua KONI Tanjab Barat Sampaikan Pledoi di Persidangan Besok
Diketahui pulau itu merupakan rumah bagi ular paling mematikan di dunia.
Nama pulau itu adalah Ilha de Queimada Granda atau sering disebut Snake Island.
Snake Island terletak di lepas pantai Sao Paolo, Brasil, sekitar 32 km dari ibukota. Luas pulau ini sekitar 430.000 meter persegi.

Baca: FOTO: Meski Direnovasi, Tugu Keris Siginjai Tetap Menarik untuk Berswafoto
Baca: Warga Laporkan Dugaan Penyelewengan Raskin, Enam Bulan Hanya Dapat 20-25 Kg
Dilaporkan, pulau ini dipenuhi oleh 4.000 ular paling mematikan di dunia.
Termasuk ular berbisa emas (Bothrops insularis), salah satu ular paling mematikan di dunia karena racunnya bisa melelehkan daging manusia.
Tidak heran, pemerintah Brasil melarang orang untuk berkunjung ke pulau ini.
Kecuali untuk beberapa ilmuwan yang diberikan izin untuk mempelajari ular setiap tahun.
Ada banyak rumor tentang betapa menyeramkannya ular-ular di pulau ini.
Seperti pada saat ular membunuh burung-burung yang lewat di pulau itu, mereka menggunakan racun yang sangat kuat sehingga bisa membunuh mangsa hampir seketika.
Saking kuatnya, bisa ular di pulau ini bisa lima kali lebih kuat dari ular lainnya.
Baca: Penjaga Portal Kebun Sawit Warga di Sungai Bahar Ditemukan Pingsan dan Ada Luka Bacok
Baca: CE Instruksikan Bangun Poskesdes di Sialang Batuah, Tak Ada Bidan Hanya Dukun Beranak
Baca: Tabung Gas Melon Keluaran 2007 Ditarik, Hiswana Migas Tetap Prioritaskan Keselamatan Konsumen
Pada manusia, gigitan dari ular berbisa emas ini memiliki tingkat kematian 7 persen tanpa pengobatan dan sampai 3 persen bahkan masih dengan pengobatan.
Racunnya bisa makan daging dan jaringan, membuat mangsa lebih mudah tertelan, sementara neurotoxin membunuh mangsa.
Cerita lain, seorang nelayan diceritakan mengalami insiden mesin perahunya mati.
Lalu ia berhenti di pulau itu dan berkelana ke pedalaman.
Saat kapalnya akhirnya ditemukan, ia ditemukan tewas di genangan darah dengan dipenuhi gigitan ular.
Lalu, seorang penjaga yang menghuni pulau tersebut tinggal bersama keluarganya.
Rumor mengatakan bahwa mereka berlari ketakutan saat ular-ular masuk melalui jendela mereka.
Kemudian, mayat keluarga ini ditemukan tersebar di seluruh pulau.

Baca: Tabung Gas Keluaran 2007 Ditarik, Ini Penjelasan Ketua Hiswana Migas Tentang Masa Pemakaian Tabung
Baca: Awali Tahun dengan Bersih dan Rapi, Ace Hardware Berikan Tawaran Menarik Aneka Alat Kebesihan
Baca: Usulan Penambahan Pos Damkar di Kecamatan Belum Dikabulkan, Alhamdulillah Armada Bertambah Satu
Baca: Tabung Gas Keluaran 2007 Ditarik, Ini Penjelasan Ketua Hiswana Migas Tentang Masa Pemakaian Tabung
Namun, walau pulau ini sangat ini menyeramkan, dalam 15 tahun terakhir populasi ular di pulau tersebut berkurang sebanyak 15%, karena adanya kombinasi antara pengangkatan dan penyakit vegetasi.
Dan saat ini, Union International untuk Conservation of Nature’s Red List memasukkan ular-ular tersebut terdaftar sebagai spesies yang terancam punah.
Tapi walau begitu, dengan ribuan ular berbisa yang masih tersisa, pulau ini mungkin masih bukan tujuan liburan yang ideal yah!(Intisari/Mentari Desiani Pramudita)