Advent Bangun Pernah Dikeroyok 30 Pelaut, Begini Nasib Preman yang Menghajarnya 4 Tahun Kemudian
Bersama Barry Prima, Advent Bangun bisa dibilang sang masternya aktor laga pada dekade 80 an hingga 90 an.
TRIBUNJAMBI.COM - Anda yang lahir tahun 80 an pasti tahu dengan aktor Advent Bangun.
Satu diantara aktor laga Indonesia sangat tenar di zamannya.
Puluhan judul film laga telah dibintanginya.
Bersama Barry Prima, Advent Bangun bisa dibilang sang masternya aktor laga pada dekade 80 an hingga 90 an.
Kini kabar mengejutkan datang dari aktor lawas Advent Bangun.
Setelah 17 tahun vakum dari dunia akting, Advent Bangun dikabarkan masuk rumah sakit.
Dikutip dari tribunnews.com, Kamis (18/1/2018) Advent dirawat di RSUP Fatmawati Jakarta akibat sakit ginjal.
Tidak hanya itu, kondisi Advent pun memprihatinkan.
Tubuh kekar aktor yang kerap menghiasi perfiliman laga Indonesia sekitar tahun 1980-an itu terlihat berganti dengan tubuh kurus dan lemah.
Padahal dulu pemilik nama lengkap Thomas Advent Perangin-angin Bangun itu adalah seorang atlet karateka nasional.
Ya, sebelum dikenal sebagai bintang film, Advent gampang ditemui di Wisma Krida Senayan.
Sebagai atlet katateka nasional, rumahnya memang di sana.
Tapi karena kesibukannya sebagai bintang film membuat ia tak sembarangan bisa dijumpai.
Tahun 1970, Advent, atau yang akrab dipanggil Johni, sudah memulai debutnya dalam kejuaraan nasional.
Setahun kemudian ia sudah masuk dalam delapan besar kejurnas kumite (pertarungan bebas) perorangan.
Sesuatu yang membanggakan, bukan? Padahal, pada awalnya ia menggeluti karate karena dendam.
Hal itu bermula ketika pada tahun 1968, anak kedelapan dari delapan saudara itu menginjakkan kakinya di pelabuhan Tanjung Priok berdua bersama seorang kakak perempuannya.
Asal tahu saja, pada tahun-tahun itu Tanjung Priok sedang rawan-rawannya.
Terbukti, 30 orang pelaut langsung saja menggoda kakaknya yang membuat darah Advent mendidih.
Ia marah. Tapi apa yang bisa dilakukannya menghadapi 30 pelaut-pelaut yang beringas? Tentu saja dia babak belur!
Untungnya sang kakak tidak diganggu.
Namun dari situlah timbul dendam.
Advent bertekad tidak akan membiarkan orang lain menggoda orang lain di hadapannya.
Ia siap membela siapa pun yang lemah (terutama perempuan) yang mendapat gangguan seperti yang dialami kakaknya.
Tetapi dendam itu cuma bercokol sebentar di dadanya.
Sebab tahun 1972 perasaan itu hilang sama sekali.
Empat orang muridnya, yang kemudian mengaku merupakan orang-orang yang juga ikut ngeroyoknya di Tanjung Priok dulu, dimaafkannya.
Tak ada lagi dendam.
Yang ada adalah keinginan, berprestasi di tingkat dunia.
Dan berhasil! Advent masuk lima besar karateka kelas dunia pada World Games di Santa Clara, Amerika Serikat, tahun 1981.
Ia juga pernah juara ketiga di Asia Pasific II tahun 1976 dan juara tiga Asia Pacific V tahun 1983 di Nagoya, Jepang untuk kelas 80 kilogram ke atas.
Dengan prestasi kelas dunia itu, Advent disebut karateka besar yang dimiliki Indonesia.
Dan ia tentu merasa cukup bangga, sebab melalui karate pun ia bisa mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.
Melalui karate, ia pernah menjelajahi Paris, Roma, Inggris, Amerika, Australia, Jerman Barat, Belanda, dan banyak lagi.
Bahkan dalam banyak kejuaraan besar, kehadirannya saja kadang-kadang sudah membuat lawan-lawan keder.
Hal itu yang menurutnya sebenarnya bisa memberi keuntungan jika ia masih disertakan dalam tim nasional.
Sebab dapat membangkitkan rasa percaya diri bagi para karateka junior.
Semoga cepat sembuh Advent Bangun!
Kabar duka datang dari aktor lawas Thomas Advent Peranginangin Bangun atau dikenal sebagai Advent Bangun.
Pasalnya aktor yang sudah 17 tahun vakum di dunia akting itu kini dikabarkan masuk ke Rumah Sakit.
Advent Bangun dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan akibat sakit ginjal.
Tidak hanya itu, kondisi Advent Bangun saat ini terlihat begitu memprihatinkan.

Tubuh kekar dan gagahnya yang kerap menghiasi perfilman laga Indonesia terlihat berganti dengan tubuh kurus dan lemah.
Bahkan ia dikabarkan tengah dalam keadaan kritis dan membutuhkan darah golongan O sesegera mungkin.
“Advend Bangun dirawat di RS Fatmawati karena Gagal Ginjal. Dibutuhkan darah Gol O, yang berkenan membantu silahkan ke RS Fatmawati. Oss,” tulis pemilik akun Ecky Lamoh.
Akun tersebut juga memasang fotonya bersama Advent Bangun yang sedang terbujur lemah di rumah sakit.
Seperti yang diketahui, Advent Bangun merupakan aktor laga yang namanya mulai naik daun pada era tahun 70-an.
Sejak tahun 1976 hingga 2000, tercatat Advent Bangun telah membintangi lebih dari 60 judul film.
Di antaranya, 'Rajawali Sakti' (1976), 'Dua Pendekar Pembelah Langit' (1977), 'Golok Setan' (1983), 'Carok' (1985),
'Dendam Dua Jagoan' (1986), dan 'Pendekar Bukit Tengkorak' (1987).


Baca: Dipeluk Mike Lewis, Cantikan Mana Lucinta Luna atau Tamara Bleszynski? Intip Foto Seksinya Ini
Baca: FC Barcelona Dapat Hadiah Penalti, Sayang Lionel Messi Gagal Membuahkan Gol
Baca: Chelsea Vs Norwich: Dua Kartu Merah Warnai Stadion Stamford Bridge
Wajahnya yang sangar dan tubuh kekarnya membuat Advent Bangun dianggap cocok memerankan tokoh protagonis.
Tidak heran diberbagai judul film yang ia mainkan itu, Advent Bagun kerap digambarkan menjadi sosok musuh tangguh dan sulit terkalahkan.
Ia kerap dipasangkan dengan Barry Prima yang selalu memainkan tokoh protagonis.
Meski sudah belasan tahun tak muncul di layar televisi, namun nama Advent tetap melegenda.
Dia pernah main di sejumlah sinetron seperti Kaca Benggala (1993) dan Singgasana Brama Kumbara (1995) dan lainnya.
Tak banyak yang tahu, ternyata sebelum menjadi aktor dirinya berprofesi sebagai atlet bela diri.
Dikutip tribun-timur.com dari Wikipedia, sebelum terjun di dunia film, Advent Bangun adalah seorang atlet karate nasional.
Awalnya, ia bergabung dengan perguruan karate INKAI.
Kerena merasa sulit untuk bersaing di tingkat nasional, karena saat itu perguruan INKAI tidak diakui oleh FORKI, maka Advent Bangun kemudian bergabung dengan perguruan karate INKADO. (*)
Kabar Barry Prima
Jika Advent sedang jatuh sakit, bagaimana kabar Barry kini?
Berdasarkan posting-an pada Oktober 2017, Barry rupanya masih aktif membintangi sinetron dan mungkin itu jadi tanda jika dia masih sehat bugar.
Sinetron dibintangi adalah Kiamat Hari Jumat yang ditayangkan stasiun televisi SCTV.
Pada sinetron tersebut, dia berperan sebagai sosok ustadz.
Beda dengan sebelumnya, saat berjaya pada tahun 1980-an hingga tahun 1990-an, Barry identik melalui film dan karakter Jaka Sembung.
Barry memang kerap bermain di film-film bergenre laga.
Badannya yang atletis, menguasai bela diri taekwondo plus wajah indonya membuat Barry laris mendapat tawaran bermain film.
Pemilik nama asli Hubertus Barry Knoch Prima ini sudah bermain film sejak 1978 lewat film Primitif yang disutradarai Sisworo Gautama Putra.
Namanya mulai dikenal luas setelah memerankan Jaka Sembung.
Setidaknya ada empat film ia berperan sebagai sang pendekar sakti tersebut yaitu Jaka Sembung Sang
Penakluk, Si Buta Lawan Jaka Sembung, Jaka Sembung dan Bajing Ireng dan Jaka Sembung dan Dewi Samudra.
Tak hanya film laga dengan adegan fighting, Barry Prima juga pernah bermain di beberapa film aksi bertema perang kemerdekaan seperti Pasukan Berani Mati dan Komando Samber Nyawa.
Hebatnya lagi, aktor yang pernah menikah dengan Eva Arnaz ini tetap laris mendapat tawaran bermain meski dunia film Indonesia sempat lesu pada tahun 90-an.
Tercatat dari tahun 1991 sampai 1999, Barry Prima bermain di 12 film dan sebagian besar sebagai pemeran utama.
Namun, sejak tampil di film Menentang Nafsu (1999), Barry seperti menghilang dan absen bermain di layar lebar maupun layar kaca.
Ia kembali muncul di dunia hiburan saat tampil sekilas di film Janji Joni (2005), film pertama Joko Anwar sebagai sutradara.(*)
Daftar Film yang pernah dimainkan Advent:
Rajawali Sakti - 1976
Dua Pendekar Pembelah Langit - 1977
Krakatau - 1977
Golok Setan - 1983
Si Buta Lawan Jaka Sembung - 1983
Gadis Berwajah Seribu - 1984
Anita - 1984
Noda X - 1984
Mawar Berbisa - 1984
Dia Yang Berhati Baja - 1985
Komando Samber Nyawa - 1985
Darah Perjaka - 1985
Gantian Dong - 1985
Putri Duyung - 1985
Carok - 1985
Bukit Berdarah - 1985
Sunan Gunung Jati - 1985
Tertembaknya Seorang Residivis - 1985
Si Buta Dari Gua Hantu - 1985
Satria Bambu Kuning - 1985
Terjebak Penari Erotis - 1986
Dendam Dua Jagoan - 1986
Petualangan Cinta Nyi Blorong - 1986
Menumpas Teroris - 1986
Langganan - 1986
Malaikat Bayangan - 1987
Pendekar Bukit Tengkorak - 1987
Cewek-Cewek - 1987
Kelabang Seribu - 1987
Pendekar Ksatria - 1988
Pertarungan Iblis Merah - 1988
Bangkitnya Si Mata Malaikat - 1988
Mandala Penakluk Satria Tartar - 1988
Siluman Kera - 1988
Siluman Srigala Putih - 1988
Rimba Panas - 1988
Si Pahit Lidah Dans Si Mata Empat - 1989
Buronan - 1989
Pembalasan Si Mata Elang - 1989
Gerbang Keadilan - 1989
Sumpah Si Pahit Lidah - 1989
Genta Pertarungan - 1989
Jago-Jago Bayaran - 1989
Jaringan Terlarang II - 1990
Mat Pelor - 1990
Ekspedisi Harta Karun - 1990
Melacak Tapak Harimau - 1990
Pemburu Nyawa - 1990
Pedang Naga Pasa - 1990
Tiada Titik Balik - 1991
Bang Somad Si Tangan Satu - 1991
Pemburu Teroris - 1994
Amrin Membolos - 1996 (*)