Inspiratif, Karena Jalur Tengkorak Rulli Sukses jadi Pengusaha Sablon
Rulli, panggilan Rulli Nur Handoko, pernah hidup di jalanan dari tahun 2000 hingga 2008. Ini kisah menarik yang ....
"Saya sudah capek hidup di jalanan, mau mencari pekerjaan tapi kan ada tatto. Saya berpikiran pasti sulit, karena tatto jaman segitu masih dianggap tabu," terangnya.
Rulli akhirnya memutuskan untuk mencoba membuka usaha sablon kaus kecil -kecilan di rumahnya.
Bermodal uang Rp60.000 pemberian pacarnya yang sekarang menjadi istrinya dan menggunakan alat bekas milik kakaknya, Rulli mulai merintis usaha sablon di rumahnya.
"Saat main ke rumah teman-teman jalanan, ternyata mereka punya usaha sablon dan saya sempat bantu-bantu, hingga tahu lah sedikit ilmunya. Tapi masih sablon manual," tuturnya.
Seminggu berjalan, Rulli terpaksa harus pindah tempat produksi. Sebab rumahnya menjadi bau cat sablon dan diprotes oleh orangtuanya.
Rulli lantas mencari kos. Ia mendapatkan kos di daerah Condongcatur, Depok, Sleman.
Karena tidak mempunyai uang yang cukup, Rulli harus mencari cara agar bisa bayar uang kos dengan murah.
Ia berinisiatif membersihkan seluruh rumah kos. Pemilik kos yang melihat apa yang dilakukan Rulli memberi kepercayaan menjadi penjaga meski tetap bayar dengan harga murah.
Rulli pun akhirnya hanya membayar Rp50.000 per bulan.
"Kamarnya kecil ukuran 2x3, jadinya tidur itu ya sama kaus, papan sablon dan bau cat sablon. Pokoknya bisa untuk survive tidak hidup di jalanan," urainya.
Pendapatan dari sablon kaus, lanjutnya, masih sangat sedikit, karena hanya dijual ke teman-teman sendiri. Bahkan untuk biaya makan sehari-hari saja masih sulit.
Melihat kondisi keuangan tidak kunjung membaik, Rulli lantas memutuskan bekerja dengan orang.
"Saya sempat kerja ikut orang tapi ya tidak lama keluar," ucapnya.
Pergi ke Bali
Setelah beberapa lama menjadi pengangguran, Rulli mendapat informasi bahwa seorang temanya membuka usaha sablon di Bali.