Diduga Hendak Selamatkan Perhiasan di Dalam Rumah, Satiman Tewas Terkubur Longsor
Setelah empat hari pencarian dengan cara manual, upaya warga mengevakuasi jasad Satiman
Warga khawatir ada longsor susulan karena cuaca di Dusun Penggung juga berubah-ubah.
"Lamanya pencarian dikarenakan lokasi masih sangat berbahaya, kami harus berhati-hati. Apalagi hujan tidak menentu," kata Winarso.
Baca: Presiden Jokowi yang Tak Hadiri Reuni 212, Fahri Hamzah Nyinyir Begini
Baca: Klasemen Liga Italia, AS Roma Menjauh dari Kejaran Lazio
Rumah Satiman berada sekitar delapan kilometer dari Kantor Desa Penggung.
Tidak mudah untuk mencapai lokasi longsor karena banyak longsoran di jalan menuju lokasi.
Ia mengatakan, Satiman tinggal di rumah dua lantai bersama istrinya Tinah, anak perempuannya Darsi, menantunya Seno dan cucunya Ariska.
Istri dan anaknya mengalami patah tulang, dan saat ini dibawa ke rumah sakit di Solo.
"Tangan kanan istrinya patah. Anaknya juga mengalami patah tulang, karena sempat tertimbun longsoran," katanya.
Dia menceritakan, semula Satiman sudah berlari keluar bersama istrinya namun kembali masuk ke dalam rumah.
Diduga, Satiman kembali masuk ke rumah karena ingin mengambil harta perhiasan yang berada di dalam kamar.

"Sudah sempat keluar, tetapi masuk lagi. Kemungkinan mau mengambil perhiasan," katanya.
Winarso mengatakan, di Desa Penggung terdapat 689 pengungsi dari delapan dusun.
Saat ini, warga terdampak bencana mengungsi di 11 titik pengungsian.
Ditanya berapa jumlah rumah yang rusak akibat bencana longsor di desanya, Winarso mengaku belum melakukan pendataan secara detail.
Namun ada seratusan lebih rumah yang tidak mungkin ditempati lagi karena rawan longsor.
"Jalan poros penghubung Dusun Sengon dengan Dusun Penggung sudah putus. Di bawah bukit terdapat 68 KK di Dusun Penggung dan 76 KK di Dusun Sengon yang tidak mungkin kembali ke rumah mereka, karena terancam longsor," imbuhnya.