OTT KPK di Jambi

Saksi Mata Lihat Haji Sai dan Pejabat Jambi Diciduk KPK, "Senyap, Dak Ada yang Curiga"

Dewa menambahkan dirinya dan warga lain tak tahu kalau apa yang dilihatnya adalah proses OTT.

Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi.com
Haji Sai (kiri) saat digiring masuk ke Polda Jambi, Selasa (28/11/2017), dan gambar kiri saat pemeriksaan di Polda Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Selang seminggu Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif memberi wejangan di Jambi, tiba-tiba lembaga anti rasuah itu membawa kejutan.

KPK menangkap sejumlah pejabat Provinsi Jambi yang diduga terkait gratifikasi.

Kabar penangkapan ini hingga kemarin petang masih simpang siur. Utamanya terkait siapa-siapa yang ditangkap dan jumlah barang bukti yang diamankan.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah pun masih memberikan keterangan satu arah. Ia mengatakan akan menyampaikan keterangan resmi hari ini (29/11).

Bus yang akan digunakan untuk mengangkut pelaku OTT KPK
Bus yang akan digunakan untuk mengangkut pelaku OTT KPK di Jambi, diangkut ke bandara untuk dibawa ke Jakarta.  (TRIBUNJAMBI/MUHAMMAD FERRY FADLY)

Kemarin ia hanya memberikan rilis. Ia menyebutkan ada tim bidang penindakan yang dilakukan di dua daerah, di Jambi dan Jakarta.

“Dalam kegiatan tim bidang penindakan tersebut, kami mengamankan sejumlah orang, informasinya sejauh ini sekitar 10 orang diamankan di Jambi dan di Jakarta. Di Jakarta ada tiga orang dan di Jambi ada tujuh orang,” ujarnya.

Menurut Febri, dari 10 orang tersebut ada yang merupakan anggota DPRD Provinsi Jambi, kemudian ada pejabat dan pegawai di pemprov juga, termasuk pihak swasta. Sejauh ini, sambungnya, uang yang diamankan sekitar lebih dari Rp 1 miliar.

“Diduga ada praktik pemberian dan penerimaan, oleh penyelenggara negara setempat terkait dengan pembahasan dan proses APBD tahun 2018 di Jambi,” kata Febri dalam keterangan tertulis.

28112017_brimob_polda jambi
Suasana di Polda Jambi semalam saat pemeriksaan sejumlah pejabat (TRIBUN JAMBI/EKO PRASETYO)

Transaksi suap itu sendiri terjadi di dekat sebuah tempat makan di Jalan Mpu Gandring, Kebun Jeruk, Kota Jambi.

Tak banyak warga sekitar yang tahu adanya operasi tersebut.

Salah seorang pedagang di depan RSI Arafah dibincangi Tribun mengatakan tak melihat adanya hal mencurigakan mengenai operasi tangkap tangan yang berlangsung di sana.

"Dak ada nampak, dari pagi biasa bae, kalau di depan rumah makan bebek goreng Pak Ndut itu memang selalu ramai. Tadi siang banyak mobil memang parkir di sana," kata salah seorang pedagang.

Dewa, seorang karyawan Rumah Makan Bebek Goreng Pak Ndut menceritakan dirinya sempat melihat proses penangkapan yang dilakukan oleh tim dari KPK.

"Tapi dak tahu kalau itu orang KPK, berita sudah ramai baru tahu itu KPK. Pakaiannya biasa tapi rapih, ada yang pakai baju batik," ujar Dewa.

Ia menambahkan sejak pagi sudah ada beberapa orang yang tidak dikenal mampir ke rumah makan itu.

"Dari pagi, sekitar jam 10 sudah ada datang tiga orang duduk. Terus dak lama datang dua orang lagi, dak lama ada lagi, sebelum Pak Haji Sai datang kalau dak salah namanya itu," katanya. Sai yang ia maksud adalah Asisten III Pemprov Jambi, Saipudin.

Sekitar pukul 14.00 WIB siang, satu unit mobil berwarna kuning dengan seorang sopir berbaju PNS tiba. Mobil ini terparkir di pinggir jalan di depan rumah makan.

"Datang orang buka pintu, ngambil kantong plastik hitam besar," kata Dewa menceritakan detik-detik OTT.

"Sesudah itu plastik dibawa, dipindahkan ke mobil satunya yang sudah parkir di dekatnya. Waktu itu lah datang tiga orang dari belakang langsung nangkap," tutur Dewa.

Ia juga mengatakan melihat orang-orang yang diduga dari KPK menghentikan pria berpakaian PNS tersebut. Penyidik KPK tersebut lantas memeriksa isi kantong plastik yang diduga berisi uang yang baru saja dipindahkan ke mobil tersebut.

"Sudah dipindah langsung diperiksa, kalau dak salah orang itu nyebut Pak Haji Sai. Setelah kantong plastik diperiksa, handphone-nya juga diperiksa," sambung Dewa.

Masih keterangan Dewa, selain Saipudin ada dua orang lain yang juga dibawa. Mereka tidak diborgol.

“Jadi, semua ada tiga orang kalau ndak salah lihat. Setelah itu yang duduk di meja lainnya keluar semua naik mobil mengiringi mobil KPK," paparnya.

Dewa menambahkan dirinya dan warga lain tak tahu kalau apa yang dilihatnya adalah proses OTT.

"Dak banyak yang tahu, bedalah kayak nangkap penjahat, mereka senyap jadi dak ada yang curiga," pungkasnya.

Terkait transaksi ini diakui Febri bahwa dugaan penerimaan uang terjadi di Jambi.

“Jadi uang kita temukan ada di Jambi. Ada pihak swasta di Jakarta, namun juga ada pihak swasta di Jambi,” sambungnya.

Ia belum bisa menjelaskan secara spesifik dugaan suap APBD ini. Termasuk di bagian mana yang dipengaruhi dalam pemberian itu. Apakah proses proses penyusunan dan pembahasan, atau pengesahan.

“Intinya ada dugaan pemberian sejumlah uang pada penyelenggara negara terkait dengan proses APBD 2018,” tandasnya.

Dari penangkapan di Jambi, KPK membawa sejumlah orang tersebut ke Polda Jambi.

Hingga tadi malam sedikitnya delapan orang yang dibawa ke Polda Jambi. Dari kabar yang beredar lima orang dibawa ke Polda pada siang hari. Tiga lainnya pada malam hari.

Informasi yang beredar ada lima orang yang terjaring OTT. Masing-masing, Supriyono anggota DPRD Provinsi Jambi.

Ia tak lain Ketua Fraksi PAN di DPRD Provinsi Jambi. Lalu, Nurhayati, anggota DPRD Provinsi Jambi dari Partai Demokrat, Geni Waseso (Ketua BM PAN Jambi), Saifuddin (Asisten III) dan sopir Supriyono.

“Kita juga ucapkan terima kasih kepada tim dari Polda Jambi yang membantu operasi ini,” ucap Febri.

Pantauan di Polda Jambi sekitar pukul 16.18 WIB, penyidik membawa mesin penghitung uang. Belum diketahui digunakan untuk apa mesin uang berwarna putih itu.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Syahbandar membenarkan koleganya terkena OTT KPK. Menurut dia, anggota yang tertangkap tangan itu ada tiga orang, dan satu orang dari instansi luar, namun dirinya tidak begitu tahu siapa orangnya.

Dia menyebut nama Supriyono. "Yang jelas itu anggota Banggar semua," sambungnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Erwan Malik dikonfirmasi mengaku sedang berada di Jakarta,.

Pantauan Tribun di Polda Jambi pada pukul 20.30, ada dua orang wanita memasuki gedung Polda lama, tempat pemeriksaan dilakukan.

Lalu, sekitar pukul 21.20 WIB, penyidik KPK kembali membawa dua orang. Orang pertama dibawa dan dikawal masuk melalui pintu samping. Sedangkan, satu orang lagi dibawa lewat pintu depan, yang dikawal dua orang. Sekitar pukul 22.20

ada dua wanita lagi yang mendatangi polda. Satu di antara yang datang pada malam hari adalah Kadis PU Provinsi Jambi, Arpan.

Sekda Provinsi Jambi, Erwan Malik dikonfirmasi mengaku masih berada di Jakarta terkait urusan dinas. Terkait OTT ini ia sangat merespon KPK dan semoga bisa jadi terapi bagi yang lain.

Dia menjunjung tinggi upaya penegakan hukum oleh KPK. “Kita ikuti saja proses yang berjalan. Semoga jadi pelajaran bagi yang lain,” katanya kemarin sore.

Ia mengaku belum menerima informasi resmi terkait adanya pejabat pemerintah Provinsi Jambi yang terkenal OTT bersama anggota DPR Provinsi Jambi. (dnu/cfa/zak/jun)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved