TRAGIS - Macan Tutul Serang 4 Warga India di Lingkungan Sekolah, Ini Penjelasan Ahli Biologi

Sabtu (12/11) lalu, seekor macan tutul berkeliaran di gedung sekolah di Dhirenpara, wilayah di Assam, India, dan melukai empat orang.

Editor: Fifi Suryani
zoom-inlihat foto TRAGIS - Macan Tutul Serang 4 Warga India di Lingkungan Sekolah, Ini Penjelasan Ahli Biologi
AFP/dailymail
Ilustrasi

TRIBUNJAMBI.COM - Sabtu (12/11) lalu, seekor macan tutul berkeliaran di gedung sekolah di Dhirenpara, wilayah di Assam, India, dan melukai empat orang. Petugas hutan meyakini, macan tutul itu berlindung di bangunan tersebut pada malam hari saat mencari mangsa.

Para pekerja bertemu macan tutul tersebut pada hari Minggu dini hari saat memasuki gedung untuk melakukan konstruksi. Keempat korban luka kemudian dirawat di Rumah Sakit Gauhati Medical College.

Insiden ini menuntut perhatian terhadap masalah deforestasi di India. Masalah itu juga berujung pada hubungan macan tutul yang saat ini diklasifikasikan sebagai satwa rentan punah oleh IUCN, dengan masyarakat yang tinggal di dekat perbatasan habitat alami mereka.

"Kejadian ini bukan pertama kalinya dan tidak akan menjadi yang terakhir," kata ahli biologi kucing besar, Alexander Braczkowski.

Ia menambahkan, "Saat orang-orang terus menerus mengganggu hutan, konflik semacam ini akan semakin parah."

Ada 18 bukit yang mengelilingi Guwahati, kota terbesar di Assam, timur laut India. Kaki-kaki bukit yang seharusnya tertutup hutan pepohonan tua, kini berganti menjadi pohon-pohon pinus non-asli yang ditanam dengan tujuan akan ditebang oleh orang-orang Inggris pada abad ke-18.

 Dengan tidak adanya vegetasi yang tumbuh di bawah kanopi hutan untuk bersembunyi di baliknya, macan tutul semakin sulit untuk menemukan mangsa alami untuk diburu.

"Tidak ada makanan untuk hewan ini di sana," ujar fotografer National Geographic Steve Winter, yang tinggal di Assam selama enam bulan untuk memotret dan mempelajari tentang macan tutul.

"Sesekali waktu, mereka turun ke desa pada malam hari, terutama mencari anjing liar dan hewan ternak lainnya. Ketika matahari terbit, mereka terjebak dan tak punya jalan keluar."

Masalah lain yang dihadapi oleh macan tutul yang terjebak di desa, kata Winter, adalah sejumlah besar orang yang berkerumun dan kegilaan mentalitas massa yang terjadi.

Saat berita tentang kejadian tersebut menyebar, kepanikan di daerah Dhirenpara membuat semakin sulit bagi tim dokter hewan negara bagian Assam untuk menenangkan kucing besar tersebut, yang merasa terganggu dengan bertambahnya kerumunan orang.

Upaya tersebut memakan waktu sekitar satu setengah jam, ujar petugas divisi kehutanan Assam State Zoo, Tejas Mariswamy, kepada Times of India.

"Kerumunan besar para penonton memang menjadi masalah dalam operasi semacam itu. Hewan itu menjadi stres dan gelisah, menyulitkan operasi kami, "kata Mariswamy.

Macan tutul yang menurut petugas kebun binatang merupakan individu dewasa, berhasil ditenangkan dengan tembakan bius dan dibawa ke kebun binatang. Hewan tersebut menderita luka-luka ringan saat berupaya kabur dari kerumunan penonton.

(Austa Somvichian-Clausen/National Geographic. Diterjemahkan oleh Lutfi Fauziah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved