Gara-gara Rebutan Mikrofon Jelang Sholat Jumat, Pria Ini Terancam Penjara. Padahal Masalahnya Sepele

Pengadilan Negeri Cibinong sore tadi menangani sidang perkara pidana yang terbilang unik. Pasalnya, Acep

Editor: rida

TRIBUNJAMBI.COM- Pengadilan Negeri Cibinong sore tadi menangani sidang perkara pidana yang terbilang unik.

Pasalnya, Acep bin Husein yang menyandang status terdakwa dilatarbelakangi keributan saat rebutan mikrofon masjid ketika akan salat jumat.

Isiden keributan tersebut terjadi di Majid Jami Nurul Zaman yang berlokasi di Kampung Pos RT 2/2 Desa Kedungwaringin, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor pada hari Jumat tanggal 25 agustus 2017 lalu tepatnya satu minggu sebelum Idul Adha.

Baca: 6 Bulan Dipenjara, Ini Kabar Terbaru dari Ahok. Ternyata Dia Masih Suka

Baca: Bayi Cantik Ini Ditemukan Dalam Kardus di Toilet SPBU. Ibunya Tinggalkan Surat, Isinya Bikin Nyesek!

Baca: Dokter Tompi Komentari Perban di Kepala: Kalau Gak Luka Tapi Diperban, Dokternya Perlu Sekolah Lagi

Saat itu, Acep yang merupakan ketua DKM Masjid Jami Nurul Zaman berselisih dengan Burhanudin menjelang adzan salat jumat.

Perselisihan bermula ketika Burhanudin tiba-tiba mengambil mikrofon yang berada di dalam masjid untuk memberikan pengumuman kepada jamaah soal pembangunan masjid.

Namun, langkah yang dilakukan Buhanudin itu dianggap tidak sesuai aturan lantaran ia bukan bagian dari pengurus masjid sehingga Acep sebagai ketua DKM langsung merampas mikrofon yang sedang dipegang Burhanudin.

Baca: Bukan Tiang Listrik, Tapi Pria Ini yang Sebabkan Setya Novanto Kecelakaan. Bakal Masuk Penjara!

Baca: 7 Meme Setnov Kecelakaan Ini Bisa Bikin Kamu Ketawa Ngakak! No 5 Bahkan Bikin Sakit Perut!

Baca: Mirip Xpander, Ini Fitur Anyar yang Disematkan Dalam Toyota Rush Terbaru

Hal itu pun memicu keributan sehingga diduga ada aksi pemukulan yang dilakukan oleh terdakwa kepada Burhanudin.

Majelis hakim yang menyidangkan perkara tersebut pun tidak habis pikir bisa terjadi keributan di dalam rumah ibadah terlebih saat akan melakukan salat berjamaah.

Burhanudin yang dipanggil sebagai saksi dalam persidangan mengaku tidak terima diperlakukan seperti itu oleh terdakwa.

"Saya ini Dewan Iman di Masjid Nurul Zaman, yang sehari-hari mewakili para imam karena intelektual saya melebihi dari yang lain," katanya dihadapan majelis hakim.

Sejak keributan itu, ia langsung melaporkan perkara tersebut ke Mapolres Depok dengan tuduhan penganiayaan.

Sementara itu, Acep tampak terlihat pasrah ketika sidang dengan agenda meminta keterangan saksi digelar di PN Cibinong.

Bahkan, Acep mendapat dukungan motivasi dari keluarga dan tetangganya yang juga mengikuti sidang yang digelar dibuka dan terbuka untuk umum itu.

Tangisan Acep pun tumpah ketika melihat banyak warga yang sengaja datang untuk memberikan semangat kepadanya dalam menjalani proses sidang.

Sementara itu, Kuasa Hukum Terdakwa, Rosadi menganggap ada kejanggalan dalam pengagilan saksi yang dihadirkan pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) di muka sidang.

"Saksi yang dihadirkan JPU itu tidak ada yang tahu persis saat kejadian," ujarnya usai mengikuti sidang di PN Cibinong, Kamis (16/11/2017).

Sebagai kuasa hukum, pihaknya juga sudah menyiapkan saksi untuk memberikan keterangan dihadapan majelis hakim saat sidang selanjutnya.

"Kalau memang terbukti saksi dari JPU memberikan keterangan yang tidak benar akan saya proses hukum juga," katanya.

Berita ini sudah dimuat di Tribunnewsbogor.com dengan judul: Rebutan Mikrofon Saat Sholat Jumat, DKM Masjid di Bojonggede Bogor Jadi Terdakwa

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved