Bertingkah Nakal saat Berada di Dalam Kelas, Siswa TK Ini Diikat dan Dicekik oleh Kepala Sekolahnya

TRIBUNJAMBI.COM -- Wajar bagi guru untuk mendisiplinkan siswanya yang bersikap buruk.

Namun, menerapkan kedisiplinan bukan berarti harus dengan cara kekerasan.

Dilansir dari World of Buzz, Kamis (16/11/2017), kepala sekolah sebuah Taman Kanak-kanak (TK) di Malaysia baru-baru ini tertangkap basah menerapkan hukuman yang tak pantas.

Penemuan ini berawal dari pengalaman wali murid di TK tersebut, Tang Aai Hong (36).

Tang tak sengaja melihat putrinya (5) mencekik dan mengikat adik laki-lakinya (2) menggunakan serbet makan.

Baca: Tega Banget! Hanya karena Ingin Dapat Tunjangan Kesehatan, Seorang Ibu Tega Lakukan Ini pada Anaknya

Iapun langsung bertanya mengapa putrinya berlaku seperti itu terhadap adik kecilnya.

Jawaban yang didapat Tang sangat mengejutkan.

"Saya marah dan bertanya mengapa ia melakukan hal tersebut. Ia mengatakan pada saya, guru di sekolahnya ternyata melakukan hal yang sama jika ia berbuat nakal," jelas Teng saat konferensi pers pada Selasa (14/11/2017) di Wisma MCA, Malaysia.

Tang segera menemui kepala sekolah TK atas tindakan mengerikan yang dialami putrinya.

Ternyata kepala sekolah tak menyangkal tuduhan Tang.

Ia mengakui perbuatannya.

Sayangnya, kepala sekolah tidak merasa ada yang salah pada metode pendidikannya tersebut.

"Ia mengaku mengikat putriku. Tapi, ia tidak merasa bersalah karena itu adalah metode untuk mendisiplinkan murid-muridnya," kata Tang.

Seakan tidak cukup atas tuduhan yang diberikan, kepala sekolah dengan entengnya memperagakan bagaimana ia mengikat muridnya.

Karena kejadian ini, Tang memindahkan putrinya ke sekolah lain dan melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Baca: Pria India Klaim Dirinya Raja Baru di Selatan Mesir, Begini Penjelasan Ahli Hukum

Baca: Aneh, Bagaimana Bisa Pria ini Terjepit di Velg Truk, Dengar Jawabannya Bikin Ngakak Guling-guling

Saat ini kasus tersebut sedang diselidiki oleh pihak berwenang.

Beruntung Tang tahu lebih awal apa yang dialami putrinya saat di sekolah.

Jika tidak, bisa saja kejadian lebih buruk menimpa putri tercintanya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)