Tega Banget! Hanya karena Ingin Dapat Tunjangan Kesehatan, Seorang Ibu Tega Lakukan Ini pada Anaknya
Kondourov mendapatkan pendidikan lewat home schooling supaya tak ada orang luar yang mengetahui kondisinya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti | Editor: Pravitri Retno Widyastuti
TRIBUNJAMBI.COM -- Lyubov Korotkova (40) didakwa atas kasus penganiayaan terhadap anak asuhnya.
Valery Kondourov (11) dipaksa menahan rasa lapar hingga akhirnya ia menderita gizi buruk.
Dilansir dari Daily Mail, Rabu (15/10/2017), Korotkova, wanita asal Rusia, dituduh membuat Kondourov kelaparan hingga sakit supaya ia mendapatkan tunjangan.
Penyelidik mengatakan Korotkova sengaja membuat Kondourov tampak seperti sedang sakit parah.
"Ia membuat Kondourov sakit dan mengkonsumsi obat-obatan hingga membuat pencernaannya sakit," jelas seorang penegak hukum.
Baca: Sadis! Hanya karena Masalah Sepele, Balita Ini Ditendang Kepalanya dan Tubuhnya Dibuang ke Hutan
Perbuatannya ini berhasil membuat dokter tertipu dan ia juga mendaftarkan Kondourov sebagai anak cacat.
Tak hanya itu, Korotkova ternyata mendapatkan bantuan keuangan, kompensasi, dan tunjangan lainnya karena kondisi Kondourov.
Keuangan dan tunjangan yang ia dapatkan dari kondisi Kondourov digunakannya untuk membeli barang-barang mewah.
Agar rencananya berjalan lancar dan tak ada orang tahu kondisi Kondourov, Karatkova membohongi membohongi suaminya sendiri, Andrei.
Ia bahkan tidak menyekolahkan Kondourov.
Kondourov mendapatkan pendidikan lewat home schooling supaya tak ada orang luar yang mengetahui kondisinya.
Selama diangkat menjadi anak Korotkova, Kondourov hanya diberi makan sedikit bubur dan ikan sebelum ia diberi obat yang bisa membuatnya merasa sakit.

Baca: Polisi, Pemuda di Pasuruan Ini Tiba-tiba Tenar Setelah Kena Tilang, Ini Ceritanya
Baca: Hebohkan Plaza Simpanglima Semarang, Wanita Ini Jalan Hanya Pakai Celana Dalam
Perlakuan kejam Korotkova ini berhasil diketahui pihak berwenang.
Ia ditangkap pada Mei 2017 lalu dan saat ini sedang menjalani persidangan.
Karena perbuatannya, Korotkova terancam hukuman 10 tahun penjara.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)