Wanita Ini Sediakan Hadiah Untuk Mereka yang Berhasil Membunuh Kim Jong Un

Seorang wanita asal Korea Utara sedang mengumpulkan dana untuk digunakan sebagai hadiah bagi orang yang bisa membunuh Kim Jong Un.

Editor: Suci Rahayu PK
Cater News Agency/Mirror via kompas.com
Dr Lee Aeran (kiri) memegang kotak donasi sementara seorang pelanggan memasukkan selembar uang ke dalam kotak itu. 

TRIBUNJAMBI.COM, SEOUL - Seorang wanita asal Korea Utara sedang mengumpulkan dana untuk digunakan sebagai hadiah bagi orang yang bisa membunuh Kim Jong Un.
Dr Lee Aeran (53), sudah menikmati hidup barunya di Korea Selatan setelah dia kabur dari sebuah kamp tahanan politik dan melalui perjalanan berbahaya untuk melintasi perbatasan pada 1997.

Lee Aeran adalah perempuan pembelot Korea Utara pertama yang meraih gelar doktor dan kini memiliki usaha restoran yang amat sukses.
Kini dia bersumpah untuk membalas rezim Korea Utara.

Caranya, dia berjanji akan memberi hadiah uang bagi siapa saja yang bisa membunuh Kim Jong Un.

Di restorannya, Lee kini mencoba mengumpulkan sumbangan dari para pelanggannya.

Dia berharap donasi itu akan memotivasi seseorang di lingkaran dalam sang diktator untuk membunuh dia.

"Selama Kim Jong Un masih hidup, kedamaian dunia sulit diperoleh," kata Lee yang pada 2010 dianugeragi penghargaan Women of Courage dari pemerintah AS.

"Saya yakin Korea Utara butuh mengimplementasikan sebuah masyarakat yang berbasis demokrasi sehingga Kim Jong Un harus disingkirkan," tambah Lee.

Cara terbaik, menurut Lee, adalah membunuh pria yang sejak 2011 menduduki tampuk kekuasaan di Korea Utara itu.

"Korea Utara adalah masyarakat yang tertutup sehingga hal ini amat sulit dilakukan. Jadi saya memutuskan menggelar kampanye hadiah uang bagi siapa saja yang bisa membunuh dia," lanjut Lee.

Lee berharap hadiah uang ini bisa memotivasi orang-orang yang berada di lingkaran dalam Kim Jong Un untuk membunuh sang pemimpin.

Sudah berapa banyak uang yang dikumpulkan Lee dari hasil donasi pelanggan? Sejauh ini jumlahnya mencapai 3,3 juta won atau sekitar Rp 40 juta.

Ide mencari donasi ini sebenarnya sudah muncul sejak 2014, tetapi belum dilaksanakan hingga Otto Warmbier, mahasiswa AS yang pernah dipenjara di Korea Utara, meninggal dunia pada Juni lalu.

Warmbier dipenjara di dekat bekas tempat tinggal Lee di Pyongyang karena dituduh mencuri spanduk propaganda dan meninggal dunia enam hari setelah tiba di kampung halamannya, Ohio dalam kondisi koma.

Lee mengatakan, memang tak semua orang sepakat dengan kampanye yang digelar di restoran miliknya itu. Bahkan beberapa pelanggan setia memilih untuk memboikotnya.

Lee juga mengenang beratnya kehidupan di Korea Utara. Saat berusia 10 tahun, dia dan keluarganya dipindahkan ke sebuah kamp di provinsi Ryangganag.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved