Literasi Keuangan Masyarakat di Jambi Masih Rendah, Terutama di Pedesaan
Indeks literasi keuangan masyarakat di Provinsi Jambi saat ini masih rendah. "Ini karena minimnya pemahaman
Penulis: Niko Firmansyah | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Indeks literasi keuangan masyarakat di Provinsi Jambi saat ini masih rendah.
"Ini karena minimnya pemahaman masyarakat terhadap akses jasa keuangan yang terdapat di Provinsi Jambi," kata Asisten II Bidang Perekenomian Pembangunan dan Kesejahteraan Setda Pemprov Jambi, Agus Sunaryo. Rabu (8/11).
Menurutnya melihat dari tingkat literasi keuangan masyarakat di wilayah Jambi masih rendah atau hanya bekisar 26 persen.
"Angka tersebut lebih rendah dibandingkan literasi keuangan secara nasional," katanya.
Tingkat literasi keuangan yang masih rendah, khususnya pada masyarakat yang berada di wilayah pedesaan.
"karena ini masih belum terjangkau terhadap lembaga jasa keuangan atau perbankan dan juga di pedesaan masih banyak masyarakat yang menyimpan uang di bawah bantal dan mengakses kredit tidak melalui lembaga keuangan perbankan," jelas Agus Sunaryo.
Ia mengatakan Jasa Keuangan Provinsi Jambi sebelumnya pernah mencatat, terdapat 156 industri jasa keuangan yang membuka kantor cabang di Provinsi Jambi, yang terdiri dari 36 bank umum, 19 Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Kemudian 36 Asuransi, 53 Lembaga Pembiayaan, satu Bursa Efek Indonesia, enam Perusahaan Sekuritas, serta empat lembaga jasa keuangan lainnya yang terdiri dari Pegadaian, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan Jamkrindo.
"Dengan banyaknya akses jasa keuangan ini seharusnya masyarakat bisa menggunakannya dan memanfaatkan semaksimal mungkin,"ucapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20160817_agus-sunaryo_20160817_220939.jpg)