Galungan, Menangkan Sifat Mulia Dari Gempuran Sifat Sang Kala Tiga
Umat Hindu kembali merayakan Hari Raya Galungan. Secara umum kita sudah pahami, Galungan merupakan
TRIBUNJAMBI.COM- Umat Hindu kembali merayakan Hari Raya Galungan.
Secara umum kita sudah pahami, Galungan merupakan hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).
Namun kita sadari bersama, situasi Bali saat ini tidak berada pada kondisi kondusif.
Baca: Hasil Liga Champions, Bek Asal Perancis Torehan Sejarah Tiga Gol Dalam Satu Laga
Baca: Olympiakos vs Barcelona, Suporter Berlari Masuk Lapangan Lalu Memeluk dan Mencium Messi
Terjadi gejolak di setiap lini.
Mulai dari gejolak alam seperti ancaman erupsi Gunung Agung.
Gejolak antara masyarakat dengan pemerintah, serta gejolak-gejolak politik, yang berimbas pada kehidupan masyarakat.
Karena itu, marilah kita jadikan momen Hari Raya Galungan untuk mulat sarira atau introspeksi diri.
Baca: Man Utd Vs Benfica, Ini Penjelasan Jose Mourinho Soal Kehadiran Eksekutor Penalti Baru
Baca: UMP DKI 2018, Ditetapkan Anies Baswedan Rp 3.9 Juta Perbulan atau
Merenung untuk menjadi lebih baik.
Dalam rangkaian peringatan Galungan, dalam sejumlah lontar dikatakan, bahwa sejak Redite Pahing Dungulan atau hari Minggu ini, kita didatangi oleh Sang Kala Tiga.
Kala Tiga ini ialah Sang Bhuta Galungan (suka bertengkar), Sang Bhuta Dungulan (suka berkuasa), dan Sang Bhuta Amangkurat (egois).
Simbol keburukan tersebut tidak bisa kita hindari hanya dengan menghaturkan bebantenan.