FOTO: Demi Stamina, Pria Ini Konsumsi Minuman Energi, Tapi Akibatnya Fatal, Sedih Lihat Istrinya
Istrinya Brianna menulis di Facebook bahwa ia baru saja mulai mengkonsumsi minuman energi secara berlebihan.
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM - Kelas pekerja, terutama, menjadikan kebiasaan minum satu botol atau sekaleng minuman energi untuk melewati hari-hari.
Satu botol mungkin tidak berbahaya, namun minum dua atau lebih setiap hari bisa membahayakan tubuh kita dan bahkan bisa mematikan.
Untuk diketahui, sebagian besar minuman energi biasanya mengandung kafein dalam jumlah besar,
Belum lagi ada tambahan gula, vitamin, seperti vitamin B dan stimulan, mengandung guarana, tanaman yang tumbuh di Amazon, dan taurin, asam amino yang secara alami ditemukan pada daging dan ikan dan L-karnitin, zat dalam tubuh yang membantu mengubah lemak menjadi energi.
Tapi bila berlebihan, vitamin-vitamin itu sangat tidak baik bagi tubuh.
Contoh pun sudah ada dan di alami oleh seorang pria yang kini menjadi seorang ayah.
Dia Austin, suami muda dan seorang ayah, nyaris tewas gara-gara kebiasaan mengonsumsi minuman energi.
Istrinya Brianna menulis di Facebook bahwa ia baru saja mulai mengkonsumsi minuman energi secara berlebihan.

Austin mulai bekerja lebih lama dan pulang pergi dari dan ke tempat kerja setiap hari, dan ia mengandalkan minuman agar tetap fit.
Dia dilarikan ke rumah sakit akibat pendarahan otak. Dokter pada awalnya tidak dapat mengetahui mengapa seorang pemuda sehat dinyatakan berdarah dari otaknya.
Dia segera menjalani operasi otak dan di rumah sakit selama dua minggu. Istrinya akan melahirkan beberapa minggu kemudian.

Setelah dua bulan menjalani operasi dan prosedur, Austin akhirnya bertemu dengan anak laki-lakinya yang baru lahir.

"Cinta memungkinkan Anda mengorbankan hal-hal yang bahkan Anda tidak tahu bahwa Anda bisa berkorban,"
Brianna dengan berani berbagi cerita itu.
Lihat foto-fotonya di bawah ini:




Terlalu banyak konsumsi minuman energi juga bisa menyebabkan overdosis kafein (yang dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk palpitasi, tekanan darah tinggi, mual dan muntah, kejang dan, dalam beberapa kasus, bahkan kematian), dan diabetes tipe 2.

Konsumsi kafein mengurangi sensitivitas insulin.

Sumber: Viral4Real