Aneh, tak Ada yang Bisa Menggantung Pria Ini, Kisahnya Sampai Diabadikan Saking Luar Biasa!

Kisah pria ini benar-benar aneh tapi nyata. Kebanyakan orang yang dieksekusi mati jelas tak mampu selamat, berakhir mati.

Penulis: Nani Rachmaini | Editor: Nani Rachmaini
smitsonianmag.com

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah pria ini benar-benar aneh tapi nyata.

Sebagian besar negara barat, termasuk Inggris tak lagi memiliki hukuman mati.

Tapi di abad ke-19 eksekusi mati relatif biasa.

Kebanyakan orang yang dieksekusi mati jelas tak mampu selamat, berakhir mati.

Tapi tidak demikian dengan John "Babbacombe" Lee, yang selamat dari tiga kali hukuman digantung.

Dia dihukum karena pembunuhan brutal terhadap Miss Emma Anne Whitehead Keyse, yang terjadi pada tanggal 15 November 1884 di desa kecil Babbacombe, Inggris, tulis BBC.

Dia mengaku tak bersalah sejak ia ditutuh membunuh, meskipun bukti tak langsung - berupa luka yang tak dapat dijelaskan di tangannya - dianggap cukup menjadi bukti kejahatan untuk ditimpakan padanya.

Di tahun 1885 itu, dia seharusnya sudah tewas karena digantung.

Ini sungguh adalah cerita yang aneh, dan sulit untuk mengetahui apa yang harus dipercaya.

Lebih dari seratus tahun telah berlalu sejak kejadian aneh tersebut, dan cerita Lee selanjutnya tentang apa yang terjadi padanya makin menjadi kabur.

Begini kisahnya selamat dari tiang gantungan.

Lee dijatuhi hukuman penjara di Penjara Exeter karena pembunuhan tersebut.

Tapi hal yang aneh terjadi, meskipun algojo telah menguji cara kerja pintu perangkap di bawah tempat ia digantung, namun tiap kali ia dijatuhkan, pintu jebakan itu macet.

Algojo mencoba selama 3 kali, dan tiga kali pula pintu di bawah kakinya yang harusnya membuka tetap macet.

Mereka berhenti berusaha menggantungnya setelah itu.

Sekretaris Kerajaan Inggris Sir William Harcourt, mengganti hukuman Lee dengan hukuman penjara seumur hidup,

Harcourt berkata "Ini benar-benar mengejutkan"

Hampir mati adalah permulaan kisahnya. Lee kemudian harus menghabiskan hukumannya selama 22 tahun di penjara di Inggris.

Tahun 1907 ia dibebaskan, lalu yang tersisa hanya kisah rumor tentang apa yang sebenarnya terjadi, dan  tentang ke mana ia pergi dan apa yang ia lakukan, karena tak ada yang benar-benar tahu.

Ada yang mengira ia pindah ke luar negeri, yang lain mengatakan ia pindah ke London, dan melanjutkan hidup di Blitz.

Tapi ada satu yang pasti tentang sosoknya, dia mencetak rekor sebagai orang yang tercatat bertahan dari tiga hukuman gantung, selain Joseps Samuels dari Australia.

Pada tahun 2009, dua penggemar Lee mengatakan bahwa penelitian baru menemukan makamnya di Milwaukee, Wisconsin.

Menurut penelitian tersebut dia meninggal pada tahun 1945 dan memiliki keluarga kedua di Amerika, setelah meninggalkan istri dan dua putrinya di Inggris setelah dibebaskan dari penjara.

Catatan menunjukkan bahwa mereka pergi ke sebuah rumah kerja-Lee mungkin atau mungkin bukan pembunuh, tapi sepertinya dia bukan orang yang sangat peduli pada keluarga pertamanya.

Banyak anggota masyarakat yang menafsirkan selamatnya Lee dari tiang gantungan sebagai tanda ilahi bahwa dia adalah orang yang seharusnya tidak digantung oleh pihak berwenang, apa yang terjadi padanya setelah hari di tiang gantungan hampir tidak penting, tulis Michael Crowley dalam pendahuluan. ke sebuah buku tentang kasus ini.

Tapi Anda harus bertanya-tanya bagaimana rasanya menjadi Lee setelah dia selamat dari tiang gantungan, menghabiskan waktu di sebuah penjara yang dia gambarkan sebagai "pindah dari satu makam ke makam yang lain," menurut Crowley, dan membangun kehidupan setelahnya. (*)

SUMBER: smitshonianmag.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved