Detik-detik Jendral Ahmad Yani Ditembak di Depan Pintu, Sempat Berdebat dengan Penjemputnya

Dirumah ini pula menjadi saksi bisu peristiwa berdarah dan penembakan sang Jenderal Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965.

Editor: Nani Rachmaini
kolase/wikipedia/TRIBUNNEWS.COM / Fransiskus Adhiyuda
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani (kiri) 

Sebagai informasi, Jenderal Ahmad Yani lahir pada tanggal 19 Juni 1922 di Jenar, Purworejo, Jawa Tengah, putra dari Bapak Sarjo dan Ibu Murtini.

Beliau mengenyam pendidikan HIS di Purworejo, kelas 2 pindah ke Magelang, Bogor dan tamat tahun 1935. Berlanjut ke MULO bagian B tamat tahun 1938 lalu AMS bagian B di Jakarta dengan prestasi A.

Jenderal Ahmad Yani masuk militer Belanda (Corps Opleiding Reserve) di Dinas Topografi dan menempuh pendidikan di Malang.

Pada zaman Jepang 1943, Ahmad Yani menempuh Heiho di Magelang sebagai Shodanco Tentara Sukarela Peta di Bogor.

Kariernya meliputi Shodanco, Chudancho, Daidancho 3 Resimen Magelang, Divisi V Purwokerto pimpinan Kolonel Sudirman.

Setelah Indonesia merdeka, karier Jenderal Ahmad Yani kian cemerlang sebagai Danyon IV Magelang, Danbrig Dip. Be 9/III Div III, dan Werkreise II/Brig 9/Kedu, Danbrig Kuda Putih 9/III Magelang, Danbrig "Q" Pragolo, Danbrig "N" Yudonegoro, dan RI XII Purwokerto.

Setelah itu ia sempat melanjutkan pendidikan di USA dan Inggris sebelum mejabat sebagai Asisten II, Deputi I, Deputi II Kasad, Men/Pangad.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved