Sudah Tau Habiburokhman Kena Bully Netizen Gara-gara Kritik Simpang Susun Semanggi? Begini Awalnya

Ia di bully netizen di akun sosialnya lantaran protes terhadap Pemprov DKI karena nyasar di simpang susun Semanggi.

Editor: Nani Rachmaini
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Suasana malam kota Jakarta terlihat indah dengan warna-warni lampu LED yang terpasang di Simpang Susun Semanggi (SSS) di Kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (27/7) malam. Jalan Simpang Susun Semanggi merupakan ikon baru dari ibukota Jakarta yang akan diresmikan pada 17 Agustus mendatang oleh Presiden Joko Widodo. Warna warni Lampu LED jalan ini untuk mempercantik wajah kota Jakarta. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Politisi Gerindra dan juga Ketua Dewan Pembina Advokat Cinta Tanah Air ( ACTA), Habiburokhman menanggapi santai meski di Bully di media sosial.

Ia di bully netizen di akun sosialnya lantaran protes terhadap Pemprov DKI karena nyasar di simpang susun Semanggi.

"Ya buat yang Cowok-cowok jangan ngiri dong, Kalo buat yang Cewe-cewek jangan caper‎," ujarnya saat diminta tanggapan banyaknya Netizen yang membully-nya, Kamis, (3/8/2017).

Sebelumnya Habiburokhman menjelaskan bahwa dirinya nyasar saat berada di Simpang Susun Semanggi, yang kini sedang diuji coba. Kendaraan yang ditumpanginya salah jalur, saat hendak menuju arah bundaran Hotel Indonesia.

‎"Rupanya itu bukan bunderan, Itu cuma jalan nyilang yang bersatu, jadi itu bukan bunderan, kalau bunderan HI ketika diatas ketika salah bisa berbalik ke arah berikutnya karena ada bunderannya gitu loh," katanya.

Menurutnya Simpang susun semanggi bukanlah bundaran, seperti Bundaran HI. Menurutnya juga tidak ada yang luar biasa dari proyek infratrusktrur yang dibangun untuk mengurai kemcetan di wilayah semanggi tersebut.

‎"Memang jembatan itu biasa banget, terlalu sederhana dan engga mengantisipasi perkembangan kemacetan di DKI‎," katanya.

Habiburokhman menilai jalan layang non tol tersebut tidak akan berpengaruh signifikan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.‎ Ia juga menilai terlau berlebihan jika proyek infratruktur yang pengerjaannya tidak menggunakan APBD itu disebut karya monumental.

"Jadi jangan di buat seolah ini masterpiece mercusuar yang dibangun Ahok, omong kosong. Ali sadikin ada monas, ada gedung MPR, nama gedungnya ga dinamakan ali sadikin, ini kok ada usulan menamakan ahok, ini joke yang keterlaluan. Jadi biasa aja, itu kan cuma ditambah di atasnya, Di bawahnya kan sudah ada semanggi yg dibangun sebelumnya. Tidak istimewa," pungkasnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved