Catatan Akhir Tahun
Dikepung Narkoba, Disergap Predator
Bila dibandingkan jumlah penduduk, masih jauh di bawah provinsi yang di sebut di atas, dan juga tergolong masih belum terlalu padat.
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Deddy Rachmawan
TAHUN 2016 ini menjadi tahun yang penuh tantangan dalam penegakan hukum di Provinsi Jambi. Penegak hukum ditantang untuk bisa menyelamatkan generasi muda dari gempuran kriminalitas.
Gempuran terbesar bagi generasi muda datang dari bandar narkoba. Para pelajar menjadi sasaran utama. Lihat saja, berdasarkan data dari BNN Kota Jambi, 70 persen pasien rehabilitasi narkoba berasal dari kalangan pelajar, mulai dari anak SD hingga SMA.
Fakta ini sejalan dengan peringkat Jambi dalam hal tingkat peredaran narkoba masuk dalam posisi empat besar, juga berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN).
Ini menunjukkan betapa Jambi sudah menjadi ‘pasar’ empuk untuk bandar hingga pengedar narkoba di negeri ini.
Padahal, Jambi merupakan provinsi yang masih berkembang. Perkembangannya pun masih di bawah Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.
Apalagi bila dibandingkan dengan provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Bila dibandingkan jumlah penduduk, masih jauh di bawah provinsi yang di sebut di atas, dan juga tergolong masih belum terlalu padat.
Lalu, bagaimana dengan upaya pemberantasan peredaran narkoba yang dilakukan aparat penegak hukum? Selama setahun ini, berdasarkan data dari kepolisian, sudah sekitar 10 kilogram narkoba jenis sabu yang diamankan.
Selain itu ada ganja sekitar 300 kilo, dan ekstasi sekitar 100 ribu butir.
Sementara jumlah tersangka yang diamankan sudah lebih seribu orang dengan peran berbeda-beda. Ada yang sebagai pemakai, pengedar, bandar, dan kurir.
Di antara mereka ada yang terlibat dalam jaringan internasional, yang memasukkan sabu dari luar negeri melalui Aceh, lalu masuk ke Jambi.
Seberapa banyak sebenarnya narkoba yang diedarkan di Jambi? Hingga kini, kepolisian maupun BNN belum mau mengungkapkan data rincinya.
Namun patut diduga, melihat dari posisi Provinsi Jambi yang masuk dalam posisi empat besar, narkoba yang beredar berkali-kali lipat dari yang diamankan.
Situasi peredaran narkoba di tahun ini jelas menunjukkan bahwa generasi muda di daerah ini dalam ancaman besar.
Rayuan kenikmatan duniawi sesaat yang diumbar oleh sindikat narkoba mengancam masa depan mereka. Agar bisa menikmati narkoba, bisa-bisa mereka berbuat kriminal. Sudah cukup banyak pencuri dan begal yang ditangkap, mengaku berbuat jahat hanya demi membeli narkoba.
Kisah pilu yang juga menghujani generasi muda kita ialah kekerasan seksual pada anak. Sepanjang tahun ini, data dari lintas sektoral, sudah lebih dari seratus anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Umumnya para pelaku adalah orang dekat korban.