Duh Kasihan, Perut Riyanti Semakin Membesar

TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN--RIYANTI Desriantari (10) warga RT 05 Desa Tenam, Kecamatan Muara Bulian

Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: ridwan

Laporan wartawan Tribun Sucirahayu

TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN--RIYANTI Desriantari (10) warga RT 05 Desa Tenam, Kecamatan Muara Bulian hanya bisa terbaring. Dia tidak bisa bermain bersama teman sebayanya di luar rumah. Pasalnya dengan kondisi penyakit diderita sekarang, Riyanti praktis tak bisa beraktifitas.

Apa yang dialami Riyanti ini berawal dari benjolan kecil di perut, yang baru diketahui pada bulan puasa lalu. "Kami tidak tahu apa penyebabnya, tiba-tiba saja muncul benjolan di perut anak bungsu saya ini," kata Suparti, ibu dari Riyanti kepada Tribun, Rabu (16/11).

Selanjutnya, pihak keluarga membawa dia ke RSUD Hamba Muara Bulian. Karena benjolan ini semakin membesar, pihak rumah sakit merujuk ke RSUD Raden Mattaher Jambi. "Didiagnosa Riyanti menderita kanker," sambungnya.

Setelah dirawat selama 18 hari, benjolan tersebut tidak juga menghilang. Akhirnya dirujuk ke Jakarta yang dibayai pemerintah kabupaten Batanghari melalui Dinas Kesehatan Batanghari. Di Jakarta lebih kurang 25 hari. "Selama di sana, tidak ada penanganan serius dari rumah sakit Gatot Subroto Jakarta. Mereka cuma mengambil sampel untuk kemoterapi," bebernya.

Selama di Jakarta, pihak Dinkes Batanghari mengutus seorang bidan. Kata Suparti, bidan ini hanya mendampingi selama tiga hari, dan sekadar memberi petunjuk, setelah itu bidan ini pulang ke Jambi. "Hanya tiga hari dia mendampingi setelah itu kami mengurus sendiri," ujarnya.

Selama 25 hari itu, tidak ada kejelasan dari pihak rumah sakit. Karena uang semakin menipis sementara kondisi perut Riyanti semakin membesar, keluarga memutuskan pulang ke Jambi.

"Awalnya kami berpikir akan dioperasi, namun pihak rumah sakit hanya mengambil darah untuk sampel. Alasan dokter di Jakarta, kanker itu belum bisa diangkat, padahal sudah masuk stadium 3, mereka bilang harus dikemoterapi terlebih dahulu," lanjut Suparti.

"Saat ini kondisi anak saya semakin parah, perutnya terus membesar bahkan untuk sekadar bernafas saja sudah kesusahan," ungkapnya.

Suparti menyebutkan, penyakit yang diderita anaknya itu semakin parah setelah pulang dari Jakarta. Kini keluarga hanya pasrah melihat kondisi anak kelas 4 SDN 110 tersebut. Terkait kondisi ini, Kabid Pemberdayaan dan Kesehatan Masyarakat Dinkes Batanghari, Asrofi mengatakan pihak Dinkes tidak menelantarkan pasien. "Pendampingan dari Dinkes tidak lebih dari 3 hari, dan itu sudah sesuai SOP," katanya.

Dana bantuan dari pemerintah untuk pasien yang dirujuk ke Jakarta Rp 10 juta, yang diperuntukkan sebagai dana transportasi, makan dan penginapan. Sementara biaya pengobatan ditanggung pemerintah. "Untuk tindakan selanjutnya, karena pasien sudah pulang ke rumah, yang berwenang adalah puskesmas Tenam," ujarnya.  (sucirahayu)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved