Setiap Hari Dua Orang Bunuh Diri di Jalur "Kereta Api Maut" Ini

TRIBUNJAMBI.COM, JEPANG--Selama tujuh tahun antara 2009 hingga 2015 tercatat sedikitnya 4.261 orang bunuh

Editor: ridwan

TRIBUNJAMBI.COM, JEPANG--Selama tujuh tahun antara 2009 hingga 2015 tercatat sedikitnya 4.261 orang bunuh diri di jalur kereta api di Jepang.

Ini berarti dua orang bunuh diri di jalur kereta api di Jepang setiap harinya. "Hasil survei polisi bersama Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, Tenaga Kerja Jepang terungkap banyaknya angka bunuh diri di jalur kereta api di Jepang hingga saat ini," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (28/10/2016).

Sebanyak kira-kira 50 persen yang bunuh diri adalah kalangan pengangguran dan 10 persen kalangan mahasiswa atau pelajar sebanyak 430 orang.

Sedangkan pekerja kantor atau wiraswasta yang menyumbang hampir 30 persen atau 1.246 orang, jumlah terbanyak kedua setelah pengangguran.

Pekerja spesifik yang bunuh diri sebanyak 151 orang dan pekerja profesional dan kalangan teknis sebanyak 133 orang.

Penyebab utama bunuh diri adalah masalah kesehatan seperti penyakit dari penyakit mental hingga fisik. Lalu tempat kedua masalah pekerjaan dengan masalah hubungan yang tidak cocok di tempat kerja.

Alasan lain juga karena bully dari teman pelajar lain (kalangan siswa). Kelelahan kerja, pekerjaan yang gagal, juga jadi penyebab bunuh diri.

Penyakit yang mengakibatkan bunuh diri antara lain karena depresi, penyakit skizofrenia, penyakit tubuh serta masalah penyakit mental lainnya.

Masalah besar yang membuat orang Jepang bunuh diri antara lain masalah kesehatan, masalah ekonomi dan gaya hidup, lalu masalah keluarga, masalah dalam bekerja, masalah sekolah serta masalah antara laki-laki dan perempuan.

Untuk mengurangi jumlah bunuh diri di jaringan kereta api, maka kini pihak operator kereta api banyak membuat pintu pembatas antara tempat menunggu kereta dengan pintu masuk kereta.

Maka setelah kereta api berhenti di stasiun, barulah pintu kereta api terbuka dan pintu pembantas juga baru terbuka.

"Namun hingga kini masih belum banyak stasiun kereta api di Jepang yang membangun pintu pembantas tersebut, sehingga tingkat bunuh diri tetap tinggi di jaringan kereta api Jepang," tambah sumber itu.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved