Ini Ternyata Alasan Pengikut Dimas Kanjeng Enggan Pulang, tak Hanya Soal Uang
Bahkan, ia mengaku rezeki yang didapatkannya itu lebih banyak di padepokan ini
DS, pengikut asal Bali lainnya, menambahkan, bahwa bukan persoalan biaya yang dibingungkan para pengikut termasuk dirinya.
Ia mengaku masih mampu membeli tiket bus atau travel untuk pulang ke Bali.
“Saya bisa kok pulang sendiri, tanpa harus dibiayi pemerintah. Saya di sini itu, karena ingin tahu hasil akhirnya seperti apa,” katanya.
Saat ditanya lebih jauh terkait hasil akhir, ibu dua anak ini mengaku penasaran dengan hasil akhir perjalanan kasus Taat Pribadi ini.
Ia menyebut kurang greget semisal melihat kasus yang mulia ini dari media baik itu cetak, online, ataupun televisi.
Menurutnya, banyak media yang menuliskan tidak sesuai dengan fakta.
“Saya ingin tahu sebenarnya apa sih yang terjadi. Apa benar yang mulia itu sejahat itu, sampai nekat membunuh dan sebagainya,” imbuhnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Oleh karena itu, dikatakan dia, ingin menyaksikan langsung kebenarannya seperti apa. Selama ini, ia mengaku mengenal Taat Pribadi merupakan sosok yang berwibawa dan selalu memberikan nasehat positif kepada para santrinya.
“Saya kok tidak percaya yang mulia sekejam itu. Ini pasti akan ada kejelasannya, seperti yang disampaikan yang mulia melalui pengacarannya di media beberapa waktu lalu, kita lihat saja nanti di persidangan,” ungkapnya.
Ia berjanji akan pulang ke Bali, setelah semuanya jelas. Artinya, jika sudah ada keputusan dalam persidangan, ia akan pulang kampung dan melanjutkan usahannya yakni salon.
“Saya tetap akan pulang, setelah mengetahui ada jawabannya,” ungkapnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Dia mengaku, sempat melihat langsung kebaikan hati yang mulia dihadapan para pengikutnya. Saat itu, ia dan beberapa temannya diajak ke rumah yang mulia. Di rumah, ia diminta yang mulia menyebutkan nominal uang yang
dibutuhkannya.Ia yakin bahwa Taat Pribadi ini adalah orang yang jujur.
“Dari tangannya itu, saya dikasih uang pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000. Ada juga pecahan uang asing, dan itu semua asli,” imbuhnya.
Pengikut lainnya, AR menambahkan, alasannya bertahan di padepokan ini karena ingin memperdalam ilmu agama. Di padepokan, ia mengaku mendapatkan hidayah dan