Kasus Dimas Kanjeng

Tiap Hari Didatangi Penitip Mahar, Pengikut Dimas Kanjeng Ini Takut Pulang ke Rumah

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap 38 warganya yang masih berada di Padepokan Dimas Kanjeng

Editor: Fifi Suryani
kompas TV
Pengikut Dimas Kanjeng masih bertahan di tenda-tenda dekat Padepokan 

TRIBUNJAMBI.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap 38 warganya yang masih berada di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo kembali ke kediamannya masing-masing.

Menurut Ganjar, tidak ada orang yang kaya raya dengan cara yang aneh-aneh, termasuk menggandakan uang.

"Di tengah ekonomi sulit, ekspor sulit, roda ekonomi gak berputar, yang muncul penggandaan uang," kata Ganjar di Semarang, Jumat (7/10).

Ganjar meminta warga Jateng pengikut Taat Pribadi untuk bertaubat.

Mereka juga diminta kembali ke keluarganya.

Jika memang niatnya ibadah, lanjut Ganjar, tempat ibadah bisa dilakukan di Jawa Tengah.

"Nanti bisa konsultasi kiai atau ke MUI agar tidak terjebak dengan padepokan yang tidak fokus pada niat ibadah," tambahnya.

Dari informasi yang beredar, ada sekitar 38 orang asal Jateng yang masih berada di Padepokan Taat Pribadi.

Ia berharap agar kasus ini menjadi pelajaran bersama.

"Semoga ini jadi pelajaran yang berharga untuk semuanya," harapnya.

Sebelumnya, Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono mengatakan masih belum ada laporan resmi tentang nama-nama orang asal Jawa Tengah yang masih menetap di Probolinggo.

Oleh karena itu, ia mengharap masyarakat melapor di kantor polisi terdekat.

"Bisa di Polsek, Polres atau di Polda," ujar jenderal bintang dua ini.

Bertahan atau pulang

Ada beberapa alasan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat  Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo yang memilih bertahan di padepokan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved