Karhutla
Hotspot Sulit Terpantau, Arif: Kita Butuh Helikopter Jenis Air Tractor
Meskipun Provinsi Jambi resmi berstatus Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla),
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM JAMBI - Meskipun Provinsi Jambi resmi berstatus Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Provinsi Jambi mengalami kesulitan untuk memantau titik api maupun hotspot di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arif Munandar sangat menyulitkan, apalagi jumlah hotspot dan titik api akhir-akhir ini mulai bermunculan di sejumlah wilayah di Provinsi Jambi.
“Terakhir laporan ada 7 hostpot di lokasi yang berbeda. Kita tim tentu butuh bergerak cepat untuk menangani dan memastikan ini benar-benar api atau bukan. Sementara medan darat sulit untuk kita lalui,” kata Arif.
Untuk mengatasi itu, Satgas, katanya, membutuhkan alat transportasi udara seperti Helikopter maupun pesawat jenis Air Tractor untuk memonitor dan melakukan langkah pencegahan ketika kebakaran terjadi.
“Kita butuh helikopter maupun pesawat jenis air tractor untuk memonitor dan melakukan upaya pencegahan. Ini sudah kita usulkan ke pusat dan dalam waktu dekat ini akan segera datang, kemungkinan di akhir Agustus 2016 ini sudah sampai di Jambi,” ujar Arif.
Mengenai penggunaan dana pusat untuk pencegahan dan penanganan Karhutla, Arif menjelaskan, bahwa meskipun sudah berstatus siaga darurat, tidak serta merta dana pusat bisa turun begitu saja.
“Kabupaten/kota terdampak harus mengusulkan proposal estimasi kebutuhan dan keperluan. Apa-apa saja yang dibutuhkan, tidak bisa langsung turun begitu saja, ada mekanismenya,” jelasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/proses-pemadaman-api-helikopter-bom-air_20151017_123627.jpg)