Kredit Macet

Harga Sawit dan Karet Turun, Petani Kesulitan Bayar Cicilan

Sempat mengalami kenaikan, kini harga dua komoditas utama Provinsi Jambi, kelapa sawit dan karet

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/HANIF BURHANI

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sempat mengalami kenaikan, kini harga dua komoditas utama Provinsi Jambi, kelapa sawit dan karet kembali jatuh. Petani yang berada di hulu dalam alur perdagangan komoditas ini terpukul.

Sejumlah petani mulai kesulitan membayar kredit mereka. Hasanuddin (48), petani karet di Desa Kilangan, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari mengatakan sebulan terakhir karet sempat bersinar setelah sekian lama jatuh. Per kilogram mencapai Rp 7.000. Tapi, baru saja petani semringah, harga karet kembali anjlok.

“Kini paling Rp 5.800. Per pekannya turun kisaran seribuan. Dari Rp 7.000 kini tinggal Rp 5.800," ujarnya Senin (30/5).

Dari 2 hektare luas kebun karetnya, hanya menghasilkan 60 kilogram dalam waktu 4 hari. Menurut dia dengan hasil demikian masih tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di tengah harga bahan pokok yang terus mengalami kenaikan.

Persoalan ekonominya tak terhenti sampai di situ. Hasanuddin juga harus membayar cicilan kreditnya. Ia mengaku terkendala dalam membayar angsuran.

Apa akal? "Padek-padek di kito lah lagi mbaginyo. Duo bulan sekali baru bayar kredit, dak tu dak cukup," akunya.

Menurutnya, dengan harga karet di kisaran Rp 5.000 per kilogram, tidak banyak kebutuhan yang dapat ia penuhi. "Asalkan cukup untuk beli beras jadilah," imbuhnya seraya berharap, harga kembali stabil. Setidaknya di angka Rp 8 ribu.

Fauzan (40) yang menggantungkan nafkah dari menyadap karet juga mengeluhkan kondisi ini. “Naiknya seminggu turunya berbulan-bulan," ujarnya. Ia juga bilang,

harga sekilo karet tidak sesuai dengan harga sekilo beras.

Petani sawit juga megalami hal ini. Belum lagi produksi dan klualitas buah menurun. “Jika dulu dengan lahan lebih kurang 2 hektare lebih ini dapat menghasilkan buah hingga 1 ton kini hanya mampu menghasilkan 3 pikul (satu pikul 100 kg) saja," keluh Sahrial.

Data dari Bank Indonesia Perwakilan Jambi, angka kredit macet pada triwulan I tahun ini merangkak di angka 3,25 persen. Naik dari triwulan sebelumnya yang cuma 2,2 persen.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved