Dua jam Mahasiswa Blokir Jalan Lintas Sumatera, Tuntut Pemkab Tutup Tambang Bermasalah

mahasiswa terus berorasi terkait kerusahan lingkungan hingga dugaan adanya permainan antara perusahaan dengan Pemkab Sarolangun

Penulis: Herupitra | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI/HERU PITRA
Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sarolangun menggelar aksi unjuk rasa, Rabu (25/5). Mereka meminta pemerintah menindak perusahaan tambang yang tidak mengindahkan aturan dan merusak lingkungan 

TRIBUNJAMBI.COM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sarolangun, kembali menggelar aksi unjuk rasa, Rabu (25/5).

Masih tuntutan yang sama pada aksi pekan kemarin, terkait limbah tambang batu bara yang merusak lingkungan.

Pantauan Tribun, aksi unjuk rasa kali ini puluhan mahasiswa hanya berorasi di jalan raya, tepatnya di simpang Jambi.

Disini mahasiswa juga melakukan teritikal dengan menahan dan menaiki truk yang melintas, hingga membuat kemacetan sempat terjadi.

Dikawal aparat keamanan, selama dua jam mahasiswa menguasai persimpangan jalan lintas sumatera itu.

Aksi yang dimulai pukul 11.00 hingga pukul 13.00, mahasiswa terus berorasi terkait kerusahan lingkungan hingga dugaan adanya permainan antara perusahaan dengan Pemkab Sarolangun.

Ari Anggara, Ketua PMII Sarolangun, ditemui saat aksi mengatakan, dalam aksi kali ini ada empat tuntutan yang mereka sampaikan.

Pertama meminta Pemkab segera mengevaluasi seluruh perusahaan pertambangan batu bara di Sarolangun, karena terindikasi belum mendapatkan sertipikat CNC (Clear and Clean) sesuai yang telah diamanatkan Permen ESDM RI No 43 tahun 2015.

Kedua meminta pihak yang berwenang untuk mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Sarolangun Prima Coal (SPC), PT Karya Bumi Baratama dan PT Minimex yang terindikasi tidak melakukan reklamasi sesuai yang telah diamanatkan Permen ESDM No. 07 tahun 2014.

Ketiga meminta kepada bupati Sarolangun dan pihak perusahaan pertambangan batu bara untuk tranparansi terkait anggaran reklamasi.

Keempat mahasiswa meminta kepada pihak yang berwenang untuk mengusut tuntas segala permasalahan dan kejahatan di sektor pertambangan batu bara.

Yakni yang terjadi antara oknum pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun dengan pelaku bisnis pertambangan batu bara
Ari mengaku, sangat menyayangkan atas sikap Pemkab yang terkesan cuek dengan persoalan ini.

Sebab sudah dua kali aksi demontrasi yang mereka lakukan belum ada tanggapan dari Pemkab atau pihak terkait.

“Demo kali ini kita memang berorasi di satu titik di simpang empat lampu merah atau simpang jambi. Dan sampai hari ini, demo yang kedua kita lakukan belum ada tanggapan dari Pemkab,” sesalnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved