Saudi di Belakang Serangan WTC, Pengakuan Mengejutkan Mantan Penyidik Tragedi 9/11
kontroversi bagian dari penyidikan kongres yang tidak dirilis yang dikenal dengan nama "28 pages" tetap dirahasiakan bahayakan keamanan AS
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang mantan anggota komisi independen yang melakukan investigasi serangan 11 September mengklaim bahwa pemerintah Arab Saudi menyokong para penyerang.
John F Lehman, yang menjadi anggota Komisi 9/11 dari 2003 hingga 2004, mengatakan, terdapat sangat banyak bukti yang melibatkan sejumlah pegawai Kementerian Urusan Agama Islam Arab Saudi.
"Banyak individu Arab Saudi yang terlibat dan mendukung para pembajak pesawat dan beberapa orang itu bekerja untuk pemerintah Saudi," ujar Lehman.
Dugaan adanya keterkaitan antara para petinggi Arab Saudi dan serangan terhadap menara kembar WTC itu sudah lama menjadi bahan pembicaraan.
Apalagi 15 dari 18 pembajak pesawat terbang yang ditabrakkan ke kedua menara itu adalah warga Arab Saudi, sama seperti pendiri Al Qaeda, Osama bin Laden.
Laporan Komisi 9/11 pada 2004 tak menemukan bukti kuat kaitan antara Riyadh dan para pelaku serangan.
"Arab Saudi sudah sejak lama dianggap sebagai penyokong dana utama Al Qaeda, tapi kami tak menemukan bukti bahwa pemerintah Saudi atau pejabatnya mendanai organisasi itu," demikian isi laporan tersebut.
Namun, kontroversi berlanjut ketika bagian dari penyidikan kongres yang tidak dirilis yang dikenal dengan nama "28 pages" tetap dirahasiakan.
Mantan Presiden George W Bush mengklaim publikasi ke-28 halaman itu akan membahayakan keamanan nasional AS.
Sementara mantan ketua Komisi 9/11 khawatir publikasi material yang masih mentah itu justru akan membahayakan orang-orang yang tak bersalah.
Namun, keluarga dari 2.977 korban tewas dalam tragedi itu menuntut agar dokumen itu dipublikasikan. Tuntutan ini banyak didukung tokoh ternama AS salah satunya mantan wali kota New York, Rudi Giuliani.
