Waspada Gunung Kerinci
Editorial Tribun Jambi
KEPALA Pos Pemantauan Gunung Kerinci kemarin menyebutkan, Gunung Kerinci menyemburkan abu vulkanik bewarna keabu-abuan ke udara setinggi 600 meter. Semburan asap ini lebih tinggi dibandingkan malam sebelumnya yang hanya 400 meter.
Abu vulkanik gunung Kerinci sejauh ini hanya di sekitaran puncak gunung, tidak sampai ke pemukiman warga. Meski semburan abu ini kerap terlihat beberapa pekan belakangan ini, namun status gunung ini belum ditingkatkan, yaitu tetap pada level dua (status waspada).
Gunung Kerinci masuk dalam klasifikasi gunung berapi. Gunung ini tertinggi di Pulau Sumatera yaitu 3.805 meter di atas permukaan laut (mdpl)
Sejauh ini, pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) setempat semburan abu vulkanik belum mengganggu aktivitas warga. Namun jalur pendakian gunung sudah ditutup sepekan terakhir. Ini sejalan dengan surat peringatan PVMBG setempat agar masyarakat dan pendaki tidak mendekati gunung dalam radius tiga kilometer dari bibir kawah.
Meski statusnya masih tetap waspada, peningkatan aktivitas gunung menjadi sorotan utama, terutama bagi pemerintah setempat. Justru pada tingkatan-tingkatan inilah upaya-upaya mitigasi dan rencana serta kesiapan menghadapi bencana menjadi faktor kunci. Mitigasi sebagai tahap awal penanggulan bencana alam akan mengurangi atau memperkecil dampak bencana.
Status waspada (level 2) tentu punya arti banyak dalam proses mitigasi dan pencegahan korban letusan gunung.
Status waspada bermakna ada aktivitas, apapun bentuknya, yang meningkat di atas level normal, terdapat peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya, sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik, dan hidrotermal.
Pada status ini, ada beberapa tindakan yang semestinya dilakukan. Mulai dari penyuluhan/sosialisasi, penilaian bahaya, pengecekan sarana, pelaksanaan piket terbatas.
Meski status pada waspada, bukan berarti tindakan-tindakan lebih serius tidak dilaksanakan, seperti kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan respons letusan jika itu terjadi.
Catatan pada PVMBG lengkap menggambarkan aktivitas kegempaan dan letusan gunung Kerinci. Dari catatan-catatan letusan gunung ini, sudah banyak pengalaman masyarakat sekitar dan pemerintah Provinsi Jambi dalam menghadapi gejolak gunung ini. Evaluasi atas penangangan letusan gunung ini tentu menjadi catatan utama pihak pemerintah setempat dan provinsi.
Seperti diungkapkan Gubernur dan Kapolda Jambi kemarin. Selain meminta Pemkab Kerinci menangani bencana ini, pihaknya menekankan kembali upaya permintaan jalur evakuasi, yang khususnya masuk wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat, dan harus mendapatkan persetujuan pemerintah pusat. Sementara aparat kepolisian diperintahkan untuk bersiaga menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk.
Namun satu catatan tentang kendala di lapangan dalam mencegah banya korban dari suatu bencana. Sosialisasi yang dilakukan kerap mendapat kesulitan manakala sudah bersinggungan dengan kepentingan-kepentingan masyarakat di daerahnya.
Untuk itu, sosialisasi tidak hanya penyampaian tentang teori-teori dan tata cara menyelamatkan diri dari letusan gunung. Lebih dari itu, penting bagi masyarakat sekitar dan kita semua bahwa upaya penyelamatan diri sudah menjadi kesadaran penuh dan diketahui pasti oleh masyarakat tentang tahap demi tahapnya. (*)