Hasil Potensi Perkebunan Jambi masih Menguntungkan Provinsi Tetangga
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Budidaya mengaku banyak potensi perkebunan di Provinsi Jambi
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Budidaya mengaku banyak potensi perkebunan di Provinsi Jambi yang justru menguntungkan provinsi tetangga dan merugikan petani Jambi sendiri. Padahal, katanya, jika potensi itu dimaksimalkan pengelolaannya di Jambi justru akan sangat menguntungkan.
“Potensi perkebunan kita itu cukup besar, terutama karet, kelapa sawit, kopi dan juga pinang. Bahan baku cukup, tapi tidak mampu memeroduksinya secara mandiri. Potensi ini justru dinikmati kawan-kawan kita di provinsi tetangga. Andai, kita punya industri hilirisasi, minimal untuk pengolahan setengah jadi saja, tentu akan sangat menguntungkan petani, khususnya untuk membuka lahan kerja baru,” sebutnya.
Budidaya juga menilai, mimpi hilirisasi industri di Provinsi Jambi itu juga tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja dan butuh kerjasama serta koordinasi multy sector di tubuh Pemerintah Provinsi Jambi dan juga kabupaten/kotanya.
“Kalau kita di Dinas Perkebunan ini harus memikirkan replanting, packing, hilirisasi industri, dan juga distribusi pemasaran tentu dan tidak akan mungkin terwujud. Bagaimana terwujud, yang kerjasama antar instansi, khususnya Disperindag dan juga BPMPT, ini guna mempermudah perizinan investor, sosialisasi potensi daerah dan juga ide kreatif untuk pemasaran harus bersama-sama kita rumuskan. Termasuk pendampingan kepada para petani kita,” lanjutnya.
Mantan Sekda Kota Jambi ini juga menyebutkan, ke depan, Disbun juga akan mengupayakan di Jambi ada hilirisasi industri CPO.
“Kini kita tengah mengkaji Perda yang mengatur tentang CPO. Bagaimana nanti, CPO kita di Jambi ini tidak seluruhnya di ekspor. Setidaknya 10 persen lah, tinggal dan diolah di Jambi. Tahun depan, mudah-mudahan sudah terwujud. Apalagi, visi dan misi gubernur terpilih, salah satunya untuk menaikkan harga sawit dan karet, dan hilirisasi industri inilah salah satu jawabannya,” katanya.