"Anak Macan" di Kalijodo Ini Bikin FPI Lari Tunggang Langgang

Ada salah satu organisasi preman di Kalijodo yang dikenal dengan nama Anak Macan.

Editor: Nani Rachmaini
KOMPAS/Korano Nicolash LMS
Selesai menandatangani Nota Kesepakatan Perdamaian, pemimpin kedua kubu Kalijodo, Abdul Azis (kedua dari kiri) dan Yusman Nur (keempat ddari kiri), menyerahkan senjata tajam ke Kepala Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Utara pada tahun 2002. Penyerahan itu diterima langsung Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Andi Chairuddin P (paling kanan) didampingi Kepala Kepolisian Sektor Metro Penjaringan Ajun Komisaris Krishna Murti. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ada salah satu organisasi preman di Kalijodo yang dikenal dengan nama Anak Macan.

Organisasi preman ini merupakan bagian dari kelompok Mandar yang disebut pernah membuat pasukan Front Pembela Islam (FPI) lari tunggang langgang.

Hal ini diceritakan Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti dalam bukunya, Geger Kalijodo.

"Ketangguhan kelompok ini pernah teruji ketika mereka berhasil menghalau serbuan pasukan berjubah dari FPI yang hendak mengganggu lokasi perjudian Kalijodo. Saat itu, FPI tunggang langgang masuk jalan tol setelah kewalahan mengahadapi pasukan bersenjata tajam," tutur Krishna seperti dikutip dalam bukunya.

Tidak sampai di situ, menurut Krishna, Anak Macan sempat menyusupkan anggotanya ke dalam FPI untuk memantau pergerakan FPI.

"(Karena itu) gerakan kelompok bersorban itu selalu terpantau," ujar Krishna.

Menurut Krishna, Anak Macan memiliki struktur organisasi yang rapi.

Organisasi ini dibentuk khusus untuk mengamankan lapak-lapak judi di Kalijodo.

Ada kekuatan cadangan yang terdiri dari seribuan orang yang tergabung dalam Anak Macan.

Selain itu, menurut Krishna, hasil penelitian Idham Azis menyebutkan bahwa Anak Macan berperan besar sebagai pasukan khusus.

"Mereka ditampung dalam pos-pos atau divisi yang ada, antara lain di bangunan yang belum digunakan, yang tidak kebagian "barak" tinggal di rumah-rumah kontrakan dekat lokasi judi. Mereka dipelihara agar tidak menjadi preman liar," kata Krishna.

*Tulisan ini diambil dari buku karya Krishna Murti yang berjudul "Geger Kalijodo"

FPI Angkat Bicara

Ketua Umum DPP Front Pembela Islam Ahmad Shobri Lubis mengatakan, organisasinya mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta aparat keamanan untuk penertiban kawasan Kalijodo.

Sebab, lanjut dia, kawasan yang telah marak dengan prostitusi serta minuman keras itu mendesak ditertibkan.

"Ya, kami sih untuk kebaikan enggak ada permasalahan. Kami diminta polisi dan TNI, enggak masalah, dan kami siap mendukung sebagai masyarakat," kata Shobri kepada Kompas.com, Kamis (11/2/2016).

Shobri mengatakan, penertiban kawasan Kalijodo sudah merupakan kewajiban Pemprov DKI Jakarta.

Bahkan, seharusnya penertiban Kalijodo sudah dilakukan sejak lama.

Tidak hanya Kalijodo, kata Shobri, Pemprov DKI Jakarta berkewajiban menertibkan segala bentuk pelanggaran moral.

"Termasuk juga menertibkan minuman keras, pelegalan pelacuran, dan tempat hiburan. Enggak cuma Kalijodo," kata Shobri.

Di sisi lain, dia menyebut banyak oknum bermain di Kalijodo, mulai dari oknum aparat hingga oknum preman.

Beberapa kali FPI juga pernah menggerebek kawasan itu.

"Tapi, FPI tidak punya kewenangan, artinya kami cuma menasihati. Kalau sampai ada bentrokan, kami harus cari jalan lain. Dari dulu FPI bertugas menegakkan amal ma'ruf nahi mungkar," kata Shobri.

Alsadad Rudi/Kurnia Sari Aziza

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved