Kemtan Klaim Surplus, Tapi Harga Beras Mahal
Kenaikan harga beras di pasaran menjadi indikator minimnya pasokan beras.
"Kebutuhan konsumsi beras penduduk sebesar 2,6 juta ton per bulan cukup dipenuhi dari produksi dalam negeri," bebernya.
Menurut Suwandi, ketersediaan beras Januari-Maret 2016 dipastikan aman mengingat pada bulan Februari 2016 akan dipanen 5 juta ton gabah setara 3,1 juta ton beras dan pada Maret 2016 akan dipanen 12,56 juta ton gabah setara 7,9 juta ton beras.
Sedangkan konsumsi beras penduduk hanya 2,6 juta ton per bulan.
BPS pernah mengklarifikasi kalau data-data pangan yang diperoleh dari Kemtan terkadang angka-angkanya terlalu besar sehingga tidak sesuai dengan realitas di lapangan.
Karena itu, BPS akan melakukan pendataan sendiri bekerjasama dengan Kemtan agar data pangan sesuai dengan realitas di lapangan.
Sebab kalau saat ini ketersediaan beras melimpah, maka Bulog tidak perlu melakukan impor dan harga beras di pasaran lebih murah.
Tapi faktanya, surplus beras 10,25 juta ton yang diklaim Kemtan tersebut tidak jelas keberadaannya.
Akibatnya, Bulog harus mengimpor 1,5 juta ton beras dari Thailand dan Vietnam dan saat ini.
Bulog juga tengah menjajaki peluang impor beras 1,5 juta ton lagi dari Pakistan untuk mengantisipasi kekurangan pasokan beras pada bulan Maret bila panen raya mundur akibat mundurnya masa tanam.
Terkait klaim beras impro masih di dalam gudang, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan sebagian besar beras impor sudah dijual ke pasar untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
Dengan begitu, maka beras impor sudah dijual ke masyarakat karena pasokan beras dalam negeri masih kekurangan.