Pergerakan Rupiah

Tantangan Segala Penjuru Siap Menghantam Rupiah

Bank Indonesia (BI) yakin masih memiliki kekuatan untuk menstabilkan rupiah.

Editor: Fifi Suryani
KONTAN/FRANSISKUS SIMBOLON

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) yakin masih memiliki kekuatan untuk menstabilkan rupiah.

Keyakinan ini didasarkan pada posisi cadangan devisa sampai akhir 2016 yang diperkirakan masih di atas US$ 100 miliar.

Walau begitu, otoritas moneter ini akan terus mencermati pergerakan rupiah, terutama ketika harga komoditas turun tajam.

Gubernur BI Agus Martowardojo bilang, secara umum nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan lebih stabil di tahun ini.

Rupiah dinilai lebih stabil sebagai imbas dari pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang berencana menaikkan suku bunga pada tahun ini.

Pernyataan itu, menurut Agus, justru memberikan kepastian. Tantangan justru datang dari menukiknya harga minyak mentah dan efeknya ke komoditas lain.

Kondisi itu dikhawatirkan membuat kurs dollar AS menanjak.

"Kami akan waspada kemungkinan adanya periode super dollar AS, yaitu dollar cenderung menguat," ujar Agus, Senin (4/12).

Apalagi sampai saat ini Indonesia masih menggantungkan ekspor dari komoditas.

Berdasarkan kurs tengah BI, pada Senin (4/1) rupiah cenderung melemah 0,7% ke level Rp 13.898 per dollar AS.

Pada akhir tahun 2015 lalu, kurs rupiah dibandingkan dollar AS masih berada pada posisi Rp 13.795.

Rupiah di Rp 14.300

Dengan nilai cadangan devisa yang masih di atas US$ 100 miliar hingga akhir 2015 lalu, Agus mengaku, BI masih memiliki cukup amunisi untuk membuat rupiah stabil.

"Masih aman," katanya. Sayangnya, Agus enggan merinci komposisi cadangan devisa sampai akhir 2015.

Data BI menunjukkan, sampai kuartal III-2015, porsi emas moneter sekitar 2,79% dari total cadangan devisa atau setara US$ 2,84 miliar.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved