Hati-hati Menikah di Atas Umur 30 Tahun, Hamil Anak Perempuan Rentan Depresi

TRIBUNJAMBI.COM – Pada era modern seperti sekarang, wanita yang memilih menikah di usia 30-an, merupakan pilihan yang lazim di sejumlah negara maju di dunia.

Alasan mengejar karier, melanjutkan pendidikan, dan membangun bisnis, menyebabkan banyak wanita menunda pernikahan hingga usia relatif matang.

Jika Anda memutuskan untuk menikah di usia 30-an, Anda harus hati-hati.

Sebab, menurut studi American Psychological Association, ibu yang melahirkan di usia 30 dan lebih, berpotensi melahirkan anak perempuan yang rentan depresi.

“Studi ini mengemukakan bahwa bersalin di usia terlalu matang berdampak kurang baik pada kondisi mental anak perempuan kelak mereka dewasa,” ujar Jessica Tearne, seorang mahasiswi S3 di University of Western Australia.

Tearne yang merupakan Ketua Penelitian mengatakan bahwa stres, depresi, dan stres, sering dialami anak perempuan yang lahir saat ibu mereka berusia 30-an.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Abnormal Psychology ini, mengumpulkan sampel dari Western Australian Pregnancy Cohort.

Lebih kurang 1.200 responden wanita yang melahirkan anak perempuan di usia matang berkontribusi pada studi ini.

Para peneliti terus memantau dan mempelajari perkembangan anak perempuan seluruh responden hingga usia anak mencapai 23 tahun.

Ternyata, peneliti menemukan anak-anak perempuan para responden yang melahirkan pada usia 30-an, cenderung emosional dan rentan mengalami frustrasi.

Kondisi tersebut tidak terjadi pada anak perempuan dari responden yang bersalin di usia 20-an.

Terakhir, peneliti menyimpulkan bahwa kaitan antara kondisi mental dan usia ibu ketika melahirkan, sama sekali tidak berpengaruh pada anak laki-laki.

(Parents)